Bisnis.com, JAKARTA – PT Prudential Sharia Life Assurance atau Prudential Syariah mencatatkan laba komprehensif Rp264,3 miliar sepanjang 2024. Capaian laba ini mengalami penurunan 50,8% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp537,25 miliar.
Dikutip dari laporan keuangan, Prudential Syariah mengalami kenaikan pendapatan tipis yakni dari Rp2,1 triliun pada 2023 menjadi Rp2,17 triliun tahun lalu.
Meski demikian, saat yang sama perusahaan mengalami lonjakan beban usaha dari Rp1,41 triliun menjadi Rp1,86 triliun. Capaian ini membuat laba usaha turun dari Rp686,92 miliar menjadi Rp311,05 miliar. Prudential Syariah juga melaporkan terjadi lonjakan beban non usaha yakni dari Rp32,36 miliar menjadi Rp65,79 miliar.
Sementara itu, pendapatan asuransi dalam periode ini mencapai Rp3,37 triliun, meningkat dari Rp3,23 triliun.
Dikurangi dengan beban lainnya, Prudential Syariah melaporkan mengalami defisit underwriting dana tabarru sebesar Rp257,16 miliar. Lebih besar dari defisit pada 2023 sebesar Rp189,41 miliar.
Alhasil, dana tabarru Prudential Syariah mengalami penurunan menjadi Rp135,26 miliar pada 2024 lalu berbanding Rp291,86 miliar pada tahun sebelumnya.
Baca Juga
Imelda Pusposari, Head of Financial Controller Prudential Syariah menjelaskan pada sisi pendapatan membuat perusahaan menjadi yang terbesar dalam bisnis syariah.
"Dengan pencapaian ini, berdasarkan data AAJI Prudential Syariah di posisi pertama dari sisi total kontribusi income dibandingkan perusahaan-perusahaan joint venture syariah yang ada di Indonesia," kata Imelda dalam konferensi pers kinerja bisnis 2024 di Jakarta, Kamis (8/5/2025).
Imelda juga menyampaikan total klaim dan manfaat yang dibayarkan sepanjang 2024 sebesar Rp2,3 triliun atau tumbuh 6% YoY. Bila dirata-rata, klaim dan manfaat yang dibayar Prudential Syariah sebesar Rp6,3 miliar per hari.
Imelda merinci, klaim dan manfaat sebesar Rp2,3 triliun tersebut dibayarkan sebesar Rp1,5 triliun melalui dana tabarru dan sebesar Rp0,8 triliun disalurkan melaui dana investasi kepesertaan.
"Untuk klaim kesehatan, dari Rp2,3 triliun ini sebesar Rp1,2 triliun adalah klaim kesehatan. Kalau kita bandingkan dengan tahun lalu, ada kenaikan sekitar 17%. Dan Rp1,2 triliun ini adalah 50% dari Rp2,3 triliun," ujarnya.
Sementara itu, pada 2024 total aset Prudential Syariah tercatat sebesar Rp6,6 triliun. Dari angka tersebut, Imelda merinci sebesar Rp5,4 triliun adalah dana kelolaan peserta.
Dari sisi fundamental keuangan, Risk Based Capital (RBC) perusahaan berada di posisi 2.092% sedangkan RBC dana rabarru berada di level 245%. Keduanya berada di atas batas ketentuan yang diatur regulator sebesar 120%.
"Tidak sampai situ, kekuatan dan kesehatan Prudential Syariah juga ditentukan dari berapa besar jumlah laba setelah pajak. Pada 2024, perusahaan mencatatkan laba setelah pajak sebesar Rp264 miliar," pungkasnya.