Bisnis.com, JAKARTA — PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri) tetap optimistis atas kinerja asuransi jiwa kumpulan di tengah tekanan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).
Perusahaan asuransi patungan antara AXA Group dan Bank Mandiri ini menyatakan bahwa strategi fokus pada ekosistem nasabah korporasi Bank Mandiri menjadi kunci pertumbuhan berkelanjutan.
Direktur AXA Mandiri Rudi Nugraha mengatakan ekosistem korporasi sangat besar. Dengan potensi ini, perusahaan optimistis dapat memacu kinerja hingga akhir tahun nanti
“Untuk AXA Mandiri, kami tidak melihat itu [gelombang PHK]. Karena kami melihat potensi dari nasabah korporasi di Bank Mandiri masih sangat besar,” kata Rudi di Jakarta belum lama ini (20/5/2025).
Rudi menjelaskan AXA Mandiri didesain menyasar pasar asuransi kumpulan dengan memanfaatkan jaringan besar nasabah korporasi yang dimiliki Bank Mandiri. Menurutnya, dengan strategi ini, perusahaan telah berhasil mendorong peningkatan perolehan premi secara signifikan pada tahun lalu.
Meskipun tidak membeberkan secara detail angka pertumbuhannya, Rudi menyebut pertumbuhan asuransi kumpulan AXA Mandiri tahun lalu sangat signifikan. Dia juga menegaskan bahwa strategi ini akan tetap dilanjutkan dan diperkuat pada 2025.
Baca Juga
“Kami yakin akan tumbuh lebih baik lagi di tahun ini. Dan kita ada beberapa inisiatif strategi yang saya belum bisa sampaikan di sini, karena belum bisa dipublikasikan. Tapi kami yakin dengan strategi-strategi yang kami sudah siapkan di tahun ini,” ungkap Rudi.
Sebelumnya, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengingatkan bahwa sektor asuransi jiwa kumpulan menghadapi tantangan tahun ini. Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu, mengatakan bahwa gelombang PHK yang terjadi di sejumlah sektor dapat menekan jumlah tertanggung dan berdampak pada pendapatan premi.
“AAJI mencermati adanya potensi penurunan jumlah tertanggung akibat gelombang PHK di sejumlah sektor, yang dapat berdampak pada pertumbuhan polis dan premi dari asuransi kumpulan. Hal ini menjadi perhatian khusus yang perlu dimitigasi bersama,” kata Togar kepada Bisnis pada awal pekan ini (19/5/2025).
Togar menambahkan bahwa selain berdampak pada pendapatan, pengurangan tenaga kerja juga dapat memengaruhi stabilitas portofolio asuransi kumpulan. Namun demikian, AAJI tetap optimistis bahwa tren positif di segmen ini akan berlanjut, mengingat pertumbuhan premi yang konsisten dalam tiga tahun terakhir selalu berada di atas dua digit.
“Selain itu, penyesuaian tarif premi sebagai respons terhadap inflasi medis juga berkontribusi terhadap peningkatan nominal premi di segmen ini,” kata Togar.
Data AAJI menunjukkan bahwa sepanjang 2024, pendapatan premi dari segmen asuransi kumpulan mencapai Rp32,96 triliun, tumbuh 12,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan, jumlah tertanggung melonjak drastis hingga 133,05 juta orang, naik 107,7% secara tahunan.