Bisnis.com, JAKARTA – Regulator direncanakan akan memberikan izin exchange traded fund (ETF) emas pada akhir tahun ini. Instrumen investasi ini bisa menjadi pilihan perusahaan dana pensiun dalam melakukan strategi investasi dengan pendekatan durasi masa kerja peserta atau life-cycled funds.
ETF emas adalah instrumen investasi yang berfungsi sebagai reksa dana yang diperdagangkan di bursa saham, tetapi isinya berfokus pada aset emas. Harga produk ini mengikuti pergerakan harga emas di pasar.
Direktur Utama Dapen BCA Budi Sutrisno menjelaskan dalam pendekatan life-cycled funds, alokasi aset dana pensiun disesuaikan dengan usia atau tahap kehidupan peserta dana pensiun.
"ETF emas dapat dipertimbangkan pada tahap menjelang pensiun. Sebagai instrumen yang relatif stabil, ETF emas dapat digunakan untuk mengurangi risiko portofolio saat peserta mendekati masa pensiun," kata Budi kepada Bisnis, Senin (26/5/2025).
Selain itu, Budi menilai ETF emas juga dapat dijadikan pilihan investasi ketika peserta memasuki masa pensiun.
"Untuk mempertahankan nilai aset dan melindungi daya beli terhadap inflasi, ETF emas dapat menjadi bagian dari portofolio konservatif," jelasnya.
Baca Juga
Adapun saat ini, penempatan investasi industri dana pensiun sukarela terkonsentrasi pada Surat Berharga Negara (SBN).
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai dengan Maret 2025 total investasi dana pensiun sukarela tercatat sebesar Rp371,40 triliun, atau tumbuh 2,85% year on year (YoY) dibanding per Maret 2024 sebesar Rp361,11 triliun.
Instrumen investasi terbesar dana pensiun adalah pada SBN dengan porsi 37,39%, kemudian pada deposito dengan porsi 23,84%, dan obligasi/sukuk dengan porsi 17,36%.
Sementara itu, untuk instrumen saham porsinya masih sebesar 5,97% dari total investasi industri dana pensiun.
Sama seperti tren industri, Budi menjabarkan mayoritas penempatan investasi Dapen BCA saat ini juga pada SBN.
"Per Maret 2025, total aset Dapen BCA mencapai Rp5,89 triliun, mengalami peningkatan sebesar 1,93% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Instrumen investasi terbesar posisi Maret 2025 adalah SBN dengan porsi sebesar 37,92% dari total portofolio," pungkasnya.