Bisnis.com, JAKARTA - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyiapkan delapan rancangan skenario untuk memastikan jaminan kesehatan nasional (JKN) beroperasi meski tekor anggaran melebar.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti menyebut defisit menjadi keniscayaan yang akan dihadapi oleh badan publik itu. "[Rasio klaim lebih dari 100%] Bisa terjadi. Tapi enggak masalah. Kenapa? Artinya masyarakat kita itu sangat percaya. Lebih 100% enggak papa. Kan kita udah bikin 8 skenario [mengatasi defisit]. Tinggal ngambil keputusan," katanya di kantor pusat BPJS Kesehatan, Senin (14/7/2024).
Meski menyebut telah menyiapkan rencana, Alitidak merincikan 8 skenario tersebut. Meski demikian, secara garis besar skenario akan memperhitungkan berbagai risiko yang mungkin terjadi sehingga BPJS Kesehatan dapat memitigasi jika terjadi permasalahan. Menurutnya, pelaksanaan skenario yang disusun menunggu keputusan dari pemerintah.
"Saya sampaikan dulu, BPJS sehat walafiat. Itu dulu. Karena sering dilihat tuh dari sisi negatif sehingga masyarakat jadi istilahnya jadi bingung gitu," lanjutnya.
Ghufron menilai klaim yang meningkat justru menandakan tingkat kepercayaan masyarakat kepada BPJS Kesehatan meningkat dan merupakan respon positif.
Menurutnya rasio klaim mencapai 111% bukan permasalahan yang serius. Dia tetap optimistis bahwa kondisi BPJS Kesehatan masih optimal walaupun terjadi defisit Rp7,14 triliun pada tahun 2024.
Baca Juga
Menurutnya BPJS Kesehatan mempunyai sistem yang perlu diapresiasi, di mana setiap masyarakat saling bergotong royong membantu pihak-pihak yang sulit bahkan tidak mampu menikmati layanan kesehatan.
Sebagai informasi, BPJS Kesehatan mencatat defisit mencapai Rp7,14 triliun sepanjang 2024. Kondisi ini menjadi sinyal yang harus diwanti-wangi terhadap keberlanjutan sistem jaminan sosial Kesehatan nasional.
Defisit terjadi akibat beban jaminan naik Rp174,9 triliun pada tahun 2024, meningkat 10,13% dari tahun 2023 sebesar Rp158,85 triliun.
Di samping itu, Koordinator BPJS Watch Timboel Siregar menilai defisit akan semakin besar akibat rasio klaim mencapai 111% di tahun 2025. "Ini sudah di atas 100%. Kalau dibiarkan, aset bersih akan habis," sebut Timboel, Jumat (4/7/2025).