Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Saqu Indonesia atau Bank Saqu merespons soal rencana initial public offering (IPO) atau penawaran perdana saham usai bertransformasi beberapa kali.
Presiden Direktur Bank Saqu Leonardo Koesmanto menyampaikan bahwa hingga akhir 2024, Bank Saqu telah memiliki sekitar 2,5 juta nasabah dengan total aset mencapai Rp13,11 triliun, tumbuh 16,91% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Dengan pertumbuhan yang dicapai, pertanyaan mengenai rencana pencatatan saham perdana pun mulai mencuat. Namun, Leonardo menegaskan bahwa saat ini perusahaan masih akan fokus pada penguatan infrastruktur dan kelanjutan proses transformasi internal.
“Kami fokus mentransformasi dan membangun kekuatan infrastruktur terlebih dahulu,” kata Leonardo ketika ditemui, Rabu (28/5/2025).
Dengan fokus pada penguatan fundamental, rencana IPO Bank Saqu kemungkinan belum akan direalisasikan dalam waktu dekat.
Adapun PT Bank Jasa Jakarta berubah menjadi PT Bank Saqu Indonesia pada 28 Mei 2025. Perubahan nama ini dilakukan hampir dua tahun setelah bank digital hasil kolaborasi Grup Astra dan WeLab tersebut meluncur ke publik pada November 2023.
Baca Juga
Dia menjelaskan bahwa transformasi Bank Saqu telah berlangsung selama tiga tahun terakhir, mencakup pembaruan sistem teknologi, penguatan organisasi, serta pengembangan sumber daya manusia. Menurutnya, perubahan nama menjadi bagian dari perjalanan transformasi yang masih akan terus berjalan.
“Transformasi ini tidak berhenti pada satu titik. Ini adalah proses yang berkelanjutan,” katanya.
Dia menjelaskan Bank Saqu akan memfokuskan layanan pada dua segmen utama, yakni perorangan dan bisnis. Leonardo menyebut bahwa penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) selama dua setengah tahun terakhir menunjukkan kinerja positif, khususnya di segmen bisnis yang juga menjadi sasaran utama penyaluran kredit.
“Kami juga terus mengelola aspek relationship banking, baik dari sisi pendanaan maupun penyaluran kredit, terutama untuk sektor bisnis,” tuturnya.
Di sisi lain, President and Group COO WeLab Ernest Leung menyebut bahwa WeLab mendukung transformasi tersebut dengan penyediaan teknologi dan analitik data untuk meningkatkan efisiensi layanan.
"Perubahan nama ini adalah sebuah langkah dalam perjalanan inovasi dan pertumbuhan kami, namun nilai-nilai inti dalam memberikan pengalaman yang berpusat pada nasabah untuk mendorong masa depan perbankan digital yang lebih inklusif dan relevan di Indonesia tetap terjaga," tuturnya.