Bisnis.com, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir mengonfirmasi bahwa proses pemisahan (spin off) PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) masih dalam tahap kajian.
Nantinya, kata Erick, BSI akan berada di bawah pengelolaan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
“Belum, masih proses. Kan nanti dari Danantara akan mengajukan ke kami, baru kita lihat seperti apa prospeknya,” ujar Erick saat ditemui kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (2/6/2025).
Erick menegaskan bahwa peran Kementerian BUMN saat ini adalah sebagai regulator. Oleh karena itu, kajian dan pengajuan resmi akan dilakukan terlebih dahulu oleh Danantara sebelum keputusan diambil. “Iya, nanti ada kajian dari mereka. Kan sekarang posisi saya sebagai regulator,” jelas Erick.
Sebagai informasi, BSI saat ini merupakan hasil merger tiga bank syariah milik Himbara, yaitu Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah, dengan Mandiri sebagai pemegang saham mayoritas.
Rencana spin off BSI dari induk perusahaannya merupakan bagian dari strategi konsolidasi dan pengembangan industri keuangan syariah nasional.
Baca Juga
Adapun, pada RUPST yang digelar pada Jumat (16/5/2025), BSI baru saja mengangkat Anggoro Eko Cahyo sebagai direktur utama baru untuk menggantikan Hery Gunardi.
Anggoro sebelumnya merupakan Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, sedangkan Hery ditunjuk sebagai Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI).
RUPST BSI juga memutuskan untuk membagikan dividen senilai Rp1,05 triliun atau 15% dari laba bersih tahun buku 2024 yang sebesar Rp7,01 triliun. Nilai tersebut setara dengan Rp22,78 per saham, meningkat 22,86% dibandingkan dividen tahun buku 2023 yang senilai Rp18,54 per saham.