Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) melihat pelaku usaha UMKM di wilayah Indonesia Timur memiliki potensi yang besar untuk bisa dikembangkan. Hal itu tak lepas dari keragaman dan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki.
Edy Misero, Sekretaris Jenderal Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), berharap potensi tersebut bisa didukung oleh penyaluran modal kerja khususnya dari industri fintech P2P lending atau pinjaman online. Apalagi, tren penyaluran pembiayaan industri P2P lending ke Indonesia Timur saat ini sedang melesat.
"Apapun usahanya, kalau diberikan kesempatan untuk mendapatkan pinjaman daring pasti akan tercipta inovasi-inovasi baru, pasti tercipta pertumbuhan ekonomi baru. Karena kalau kita lihat data, bahwa gagal bayarnya sangat kecil, artinya ekonomi mereka bertumbuh," kata Edy kepada Bisnis, Rabu (11/6/2025).
Dalam periode Januari-April 2025, provinsi dengan pertumbuhan pinjaman online paling besar adalah Maluku Utara yang menorehkan pertumbuhan 146,63% year on year (YoY) dengan TWP90 1,01%. Urutan kedua adalah Maluku dengan torehan pertumbuhan sebesar 97,47% YoY dan TWP90 di level 1,01%.
"Kita bergembira bahwa kebutuhan pinjaman modal kerja dari pelaku UMKM seluruh Indonesia, spesifiknya Maluku dan Maluku Utara itu bisa direspons dengan baik oleh perusahaan-perusahaan P2P lending itu," ujarnya.
Berbicara ihwal sumber pendanaan lainnya seperti perbankan, Edy melihat perusahaan P2P lending punya nilai lebih karena menawarkan kemudahan-kemudahan yang tidak bisa diberikan oleh industri perbankan. Apalagi, wilayah Indonesia Timur secara infrastruktur dan jaringannya masih jarang dijamah oleh bank-bank.
Baca Juga
"Kalau selama ini ruang untuk mendapatkan modal kerja sangat terbatas sebelum adanya P2P lending, sekarang sudah terbuka ruang itu, sehingga mereka punya spirit yang baru, bagaimana di masa-masa sulit sekarang, masa-masa sulit Indonesia dengan ekonominya, itu [pelaku UMKM] bisa bertahan dan bertumbuh," jelasnya.
Edy menambahkan bahwa sektor UMKM punya peran penting membangun perekonomian nasional. UMKM berkontribusi lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap hampir 97% tenaga kerja. Sampai saat ini, jumlah UMKM mencapai lebih dari 64 juta unit usaha.
"Saya katakan kepada pelaku-pelaku UMKM, teman-teman saya, bahwa apapun kondisi ekonomi bangsa ini, kita harus bertahan, kita harus bertumbuh," pungkasnya.
Salah satu penyelenggara fintech P2P lending yang fokus pada pembiayaan produktif wilayah Indonesia Timur adalah PT Amartha Mikro Fintech (Amartha). Saat ini, portofolio pembiayaan Amartha sebesar 60% terkonsentrasi di luar Pulau Jawa dan sisanya 40% berada di Jawa.
Chief Risk and Sustainability Officer Amartha Aria Widyanto mengaku pelaku usaha mikro di Indonesia Timur menyimpan potensi yang besar.
"Kami lihat potensi Indonesia Timur sangat baik. Di tengah pelemahan ekonomi global ternyata pelaku usaha mikro yang bisa kita lihat di sini, seperti penjual jamu hingga pie susu masih tetap berkembang karena sudah terekspose informasi pengelolaan bisnis yang baik, ditambah akses permodalan dari Amartha," kata Aria saat ditemui dalam acara Asia Grassroots Forum 2025 di Nusa Dua, Bali, Kamis (22/5/2025).
Aria merinci, portofolio Amartha paling besar tersebar di Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur hingga Bali. Dari kualitas pinjaman yang diberikan, Tingkat Wanprestasi Pinjaman di atas 90 hari atau TWP90 (kredit macet) Amartha juga masih aman berada di level sekitar 3%.