Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kucuran Kredit Tambang di Tengah Aksi Diversifikasi Bisnis Emiten Batu Bara

Kredit terhadap sektor pertambangan dan penggalian tetap ekspansif hingga mencapai Rp373,51 triliun pada kuartal IV/2024.
Aktivitas tambang batu bara di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan. - Bisnis/Husnul Iga Puspita
Aktivitas tambang batu bara di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan. - Bisnis/Husnul Iga Puspita

Bisnis.com, JAKARTA – Penyaluran kredit perbankan Tanah Air terhadap sektor pertambangan dan penggalian, tak terkecuali batu bara, masih mencatatkan laju pertumbuhan tinggi tatkala sejumlah emiten berencana mengurangi eksposur bahan bakar fosil tersebut.

Laporan Surveillance Perbankan Indonesia Triwulan IV/2024 yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit terhadap sektor pertambangan dan penggalian tetap ekspansif hingga mencapai Rp373,51 triliun, kendati porsinya hanya sebesar 4,77% dari total penyaluran kredit per Desember 2024 yang senilai Rp7.827,15 triliun.

“Sektor ini tumbuh 28,59% [YoY], melampaui pertumbuhan pada  tahun lalu yang tumbuh 22,36% [YoY],” tulis OJK dalam laporannya, dikutip pada Kamis (12/6/2025).

Lebih lanjut, OJK memaparkan bahwa subsektor yang mendorong peningkatan kredit ini antara lain pertambangan logam dan bijih timah. Kredit yang diberikan untuk subsektor ini naik 55,26% per Desember tahun lalu, jauh melampaui pertumbuhan tahun sebelumnya yang sebesar 28,35% (YoY).

Tak terdapat penjelasan spesifik mengenai pertumbuhan kredit batu bara secara keseluruhan. Namun, berdasarkan lokasi proyek, OJK mencatat adanya pelambatan kredit batu bara di wilayah Kalimantan, yang menempati porsi 6,34% dari penyaluran kredit nasional.

Sebagian besar penyaluran kredit di wilayah Kalimantan disalurkan ke Provinsi Kalimantan Timur dengan porsi 43,18%. Provinsi ini tercatat mengalami kontraksi kredit sektor pertambangan dan penggalian, yakni turun Rp4,3 triliun atau -9,30% dari yang sebelumnya tumbuh 40,68% pada Desember 2023.

“Penurunan tersebut utamanya dipengaruhi oleh pertambangan batubara, penggalian gambut, dan gasifikasi batu bara,” terang OJK.

Adapun, laporan yang sama juga mencatat penyaluran kredit perbankan tumbuh 10,39% (YoY) pada Desember 2024, relatif stabil dibandingkan pertumbuhan 10,38% (YoY) pada Desember 2023.

Dari sisi laju pertumbuhan kredit, sektor administrasi pemerintahan menorehkan persentase tertinggi (48,09% YoY) dengan nilai Rp96,69 triliun. Dari sisi porsi, sektor rumah tangga menguasai 23,47% portofolio kredit perbankan dengan nilai Rp1.836,89 triliun per Desember 2024.

Diversifikasi Batu Bara

Sebelumnya, Bisnis mencatat bahwa sejumlah emiten mulai mengurangi ketergantungan terhadap bisnis batu bara.

Salah satunya yakni PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) yang mengalihkan fokus dari bisnis batu bara, dengan melakukan pemisahan atau spin-off sektor terkait menjadi PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI).

Presiden Direktur ADRO Garibaldi Thohir mengatakan upaya ini bertujuan untuk menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang dan mencapai target untuk menghasilkan sekitar 50% pendapatan dari nonbatu bara termal paling lambat pada 2030.

“Kami berpandangan bahwa langkah ini efektif untuk memaksimalkan kinerja PT Adaro Andalan Indonesia dan pilar bisnis nonbatu bara termal, karena dapat memungkinkan masing-masing perusahaan untuk berfokus pada pengembangan kekuatan inti serta terus memanfaatkan sumber daya dan potensinya,” kata Garibaldi pada Oktober 2024.

Selain itu, PT Indika Energy Tbk. (INDY) memiliki target untuk mencapai 50% pendapatan dari bisnis nonbatu bara pada 2028 dan mencapai emisi nol pada 2050. Mereka tercatat telah beberapa kali melepas sayap bisnis terkait pertambangan dan perdagangan komoditas tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper