Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepekan, Modal Asing Serbu Pasar SBN Rp5,08 Triliun

Data Bank Indonesia per 12 Juni 2025 mencatat investor asing telah melakuukan jual neto saham sebesar Rp47,54 triliun dan Rp21,82 triliun di SRBI,
Logo Bank Indonesia (BI) di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). / Bloomberg-Rosa Panggabean
Logo Bank Indonesia (BI) di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). / Bloomberg-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada pekan kedua Juni 2025, namun arus modal asing justru menunjukkan tren bergerak ke pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Berdasarkan data yang dirilis Bank Indonesia pada Jumat (13/6/2025), rupiah pada Kamis, 12 Juni 2025 ditutup pada level Rp16.230 per dolar AS, dan pada esoknya, 13 Juni 2025, kembali melemah ke posisi Rp16.260 per dolar AS.

Direktur Eksekutif Ramdan Denny Prakoso mengungkap dalam periode ini yield surat berharga negara (SBN) 10 tahun turun ke 6,68%. "Premi CDS Indonesia 5 tahun per 12 Juni 2025 sebesar 73,47 bps, turun dibanding dengan 6 Juni 2025 sebesar 75,92 bps," kata Dany dalam keterangan tertulis.

Secara keseluruhan BI mencatat investor asing mencatatkan pembelian bersih di pasar SBN yang mencapai Rp5,08 triliun pada periode 10–12 Juni 2025.

Di sisi global, indeks dolar AS (DXY) melemah ke 97,92, sementara yield US Treasury Note 10 tahun turun ke 4,359%. Hal ini memberi ruang bagi penguatan aset-aset berisiko di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Secara keseluruhan, aliran modal asing dalam tahun berjalan masih menunjukkan pola yang dinamis. Hingga 12 Juni 2025, nonresiden mencatatkan pembelian bersih Rp53,91 triliun di pasar SBN, sementara di pasar saham terjadi penjualan bersih Rp47,54 triliun, dan di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp21,82 triliun.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper