Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Klaim Kesehatan Asuransi Jiwa Membengkak, Dipicu Inflasi Biaya Medis

Faktor utama yang mendorong terjadinya klaim kesehatan asuransi jiwa yang terus meningkat adalah inflasi biaya medis.
Ilustrasi polis asuransi jiwa. / dok. Freepik
Ilustrasi polis asuransi jiwa. / dok. Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Klaim kesehatan asuransi jiwa sepanjang semester I/2025 tercatat naik 3,2% secara tahunan (year-on-year/YoY), yang dipicu oleh inflasi biaya medis.

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, industri asuransi jiwa membayarkan total klaim kesehatan pada semester I/2025 sebesar Rp12,2 triliun, lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama 2024 sebesar Rp11,83 triliun.

Ketua Bidang Kanal Distribusi & Inklusi Tenaga Pemasar Asuransi Jiwa AAJI Elin Waty menyebut, klaim kesehatan yang meningkat signifikan tersebut terjadi pada perorangan, yang naik sebesar 25,5% dengan total klaim yang dibayarkan Rp9,56 triliun.

“Jumlah tersebut dibayarkan kepada 180.000 penerima manfaat, yang artinya setiap penerima manfaat mendapatkan nilai klaim sebesar Rp54,19 juta,” katanya dalam konferensi pers di Kantor AAJI, Jumat (22/8/2025).

Nilai klaim kesehatan yang dibayarkan kepada perorangan tersebut, imbuhnya, juga melonjak sebesar 135% dibandingkan dengan periode yang sama 2024. Pada semester I/2024, setiap penerima manfaat mendapatkan nilai klaim sebesar Rp23,03 juta.

“Jadi periode sebelumnya setiap orang klaim dibayarkan Rp23,03 juta, periode ini setiap klaim dibayarkan sebesar Rp54,19 juta. Jadi ada peningkatan 135%,” tuturnya.

Di sisi lain, Elin memaparkan bahwa klaim asuransi kesehatan sepanjang 6 bulan pertama tahun ini tercatat menurun 37,2% menjadi Rp2,64 triliun dari periode yang sama 2024 sebesar Rp4,21 triliun. “AAJI akan terus memantau perkembangan ini secara berkala,” tuturnya.

Elin yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur Sun Life ini membeberkan bahwa faktor utama yang mendorong terjadinya klaim kesehatan asuransi jiwa yang terus meningkat adalah inflasi biaya medis.

Berdasarkan data Mercer Marsh Benefit (MBB) Health Trends 2025, dia memaparkan, inflasi biaya medis pada tahun ini naik signifikan hingga mencapai 19%, sehingga berdampak pada tingginya biaya perawatan kesehatan dan harga obat-obatan.

“Juga ada adanya over treatment pada pasien yang menyebabkan tingginya nilai klaim kesehatan. Selain itu, suka tidak suka, kita juga mengalami apa yang dialami oleh BPJS Kesehatan, di mana memang adanya ada indikasi fraud dalam pengajuan klaim,” jelasnya.

Kendati demikian, dia memandang indikasi fraud tersebut tidak menjadi hal signifikan yang membuat total klaim kesehatan meningkat.

“Tapi komponen paling besar adalah inflasi kesehatan sendiri 19%. Jadi kalau misalnya tadi dibilang klaim kesehatan individu naik 25,5%, ya dari inflasi sendiri saja sudah 19%,” tuturnya.

Adapun, jika menilik data AAJI, total klaim kesehatan setiap semester pertama per tahunnya terus menerus meningkat. Pada 2021, total klaim yang dibayarkan sebesar Rp5,4 triliun, kemudian naik pada 2022 menjadi Rp6,94 triliun, dan naik lagi pada 2023 menjadi Rp9,39 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro