Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan penyaluran pembiayaan hijau atau kredit berkelanjutan di industri perbankan Indonesia terus menunjukkan tren positif hingga 2024. Mayoritas penyaluran berasal dari bank-bank Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 3 dan 4, khususnya dari bank-bank Himpunan Bank Milik Negara alias Himbara.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan berkelanjutan yang dirilis oleh bank HIMBARA, total pembiayaan hijau yang telah disalurkan mencapai Rp1.452 triliun sepanjang 2024.
“Pembiayaan berkelanjutan masih melanjutkan tren positif dengan mayoritas penyaluran berasal dari bank-bank KBMI 3 dan 4,” ujar Dian dalam jawabannya, Sabtu (14/6/2025).
OJK menilai tren ini mencerminkan komitmen kuat dari industri perbankan nasional dalam mendukung prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), serta kontribusi terhadap target Net Zero Emission (NZE) Indonesia pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat.
Dian menjelaskan bahwa pencapaian tersebut juga ditopang oleh bauran kebijakan keuangan berkelanjutan yang diterapkan OJK, seperti penerbitan panduan Climate Risk Management & Scenario Analysis (CRMS), yang membantu bank menilai ketahanan model bisnis terhadap dampak perubahan iklim, dari sisi tata kelola, strategi, hingga manajemen risiko.
Tak hanya itu, pada Februari 2025, OJK juga menerbitkan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) versi 2. Taksonomi ini menjadi acuan penting dalam mengklasifikasikan aktivitas ekonomi hijau dan berkelanjutan, sekaligus memudahkan bank dalam menyalurkan pembiayaan ke proyek-proyek ramah lingkungan.
Baca Juga
Ke depan, lanjut Dian, OJK akan terus mendorong perbankan untuk mengadopsi standar pelaporan berkelanjutan yang selaras dengan praktik internasional, serta memperkuat pengembangan ekosistem keuangan berkelanjutan yang inklusif dan tangguh.
“Implementasi keuangan berkelanjutan bukan hanya langkah mitigasi perubahan iklim, tetapi juga membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi yang inovatif dan jangka panjang,” pungkas Dian.