Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah dana kelolaan ekosistem Islam milik PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) tercatat mencapai Rp13 triliun, tumbuh 12,81% sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YtD) per Mei 2025.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan bahwa di tengah tantangan likuiditas, bisnis ekosistem Islam yang terdiri dari haji dan umrah, pendidikan Islam dan gaya hidup halal, serta sociobusiness dan organisasi Islam turut mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perseroan.
“Dua ekosistem yang menempati pertumbuhan tertinggi adalah sociobussiness dan halal lifestyle,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (24/6/2025).
Secara terperinci, segmen pendidikan Islam jenjang SD hingga sekolah menengah dan halal lifestyle menyokong pertumbuhan 10,20% YtD menjadi Rp4 triliun.
Segmen sociobusiness dan organisasi Islam berkontribusi dengan pertumbuhan mencapai 24,56%. Sebanyak Rp5 triliun diperoleh dari penempatan dana travel haji khusus, sedangkan layanan kesehatan Islam menyumbang Rp3,2 triliun.
Anton lantas menjelaskan bahwa di luar dana dari travel haji, BSI mengelola tabungan haji dengan outstanding terkini mencapai Rp14 Triliun dengan total 5,8 juta rekening.
Baca Juga
“Selain islamic ecosystem, bisnis emas BSI juga naik signifikan. Terlebih sejak diresmikannya BSI sebagai bank emas pada 26 Februari 2025 lalu. Per posisi April 2025, emas kelolaan BSI mencapai 18,34 ton, terdiri dari aplikasi Byond by BSI sebesar 0,83 ton, gadai emas 7,3 ton dan cicil emas 10,2 ton,” paparnya.
Dia melanjutkan bahwa volume transaksi bisnis emas mencapai 5,95 ton, terdiri dari kontribusi Byod sebesar 1 ton dan cicil emas 4,8 ton.
Menurutnya, capaian dalam bisnis ekosistem Islam dan layanan bank emas itu menjadi upaya BSI untuk menjadikan Indonesia sebagai negara terdepan dalam implementasi ekonomi Islam di dunia.
Dia menilai perlu adanya langkah strategis dan komprehensif untuk mendorong Indonesia ke peringkat pertama State of The Global Islamic Economy (SGIE).
“Diperlukan dukungan pemerintah, kolaborasi sektor halal, optimalisasi layanan digital bank serta akses permodalan yang mendukung bisnis usaha,” pungkas Anton.