Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara alias BPI Danantara buka-bukaan soal penjajakan strategis dengan Jepang.
CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan bahwa pihaknya telah menetapkan kemitraan dengan Japan Bank for International Cooperation (JBIC).
Rosan menyebut JBIC akan memberikan pendanaan jangka panjang untuk proyek-proyek di sektor energi baru dan terbarukan (EBT), serta inisiatif berkelanjutan lainnya, khususnya di bidang energi hijau.
"Kami kerjasama dengan Japan Banking for International Cooperation yang akan juga memberikan pendanaan jangka panjang untuk proyek-proyek renewable energy," ujar Rosan di Kompleks DPR RI, Rabu (23/7/2025).
Rosan menilai bahwa kepercayaan dari dunia internasional terhadap Danantara semakin meningkat. Dia menyebut negara-negara lain, pelaku pasar keuangan, perbankan, dan investor global memberikan respons yang sangat positif.
"Ini yang ternyata menjadi momentum yang baik, dan yang kami ingin jaga terus,” tuturnya.
Baca Juga
Dia menegaskan bahwa Danantara berkomitmen menjaga tata kelola perusahaan secara profesional, dengan standar world class operation dan prinsip investasi yang berkelas dunia.
Sebelumnya BPI Danantara disebut bakal mendapat tambahan pendanaan baru sebesar US$10 miliar atau setara dengan Rp162,3 triliun (kurs JISDOR Rp16.233) dari perbankan luar negeri. Rosan Roeslani mengatakan investasi tambahan tersebut bakal diterima pada Juli 2025.
Hal ini dia sampaikan di depan Presiden Prabowo Subianto yang meresmikan Wisma Danantara Indonesia di kawasan strategis Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, pada Senin (30/6/2025).
“Bahkan, pada Juli mendatang, lembaga ini diproyeksikan mendapatkan tambahan pendanaan baru sebesar US$10 miliar dari perbankan luar negeri. Kepercayaan itu sangat-sangat luar biasa dari luar negeri dan kita pun masih menjajaki beberapa kerja sama lain dan juga pendanaan lain," kata Rosan.
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa Danantara Indonesia saat ini mengelola aset lebih dari US$1 triliun dan menaungi 889 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) strategis.
"Yang terjadi adalah tanggung jawab yang sangat besar, yang kami berkomitmen penuh, Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden, untuk menjaga amanah ini sebaik-baiknya," ujar Rosan.