Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) bersubsidi pada level 7,25% meskipun suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate telah mencapai 7,5%.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan pihaknya memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga KPR pada tahun ini. Dia masih melihat kondisi BI Rate dan market.
"Kondisi market KPR kita masih backlog 15 juta unit, perlu adanya terobosa percepatan pemenuhan dari kekurangan rumah-rumah itu," ungkapnya, Senin (10/2/2014).
Tahun ini, suku bunga KPR non-subsidi BTN masih berada pada kisaran antara 10%-11%. Perseroan masih memberlakukan suku bunga floating pada angka tersebut, sedangkan KPR bersubsidi sesuai dengan arahan pemerintah.
BTN membidik target penyaluran kredit sepanjang tahun ini mencapai Rp109,4 triliun, meningkat 17%-18% dibandingkan tahun sebelumnya. Proporsi kredit KPR terdiri dari 41,82% KPR subsidi dan 58,18% KPR non subsidi.
Penyaluran kredit BTN sepanjang 2013 mencapai Rp100,46 triliun. Penyaluran itu meningkat 23,41% dari posisi sebelumnya Rp81,41 triliun.
"Tahun ini kredit kami targetkan dapat meningkat 17%-18% dibandingkan tahun lalu," katanya.
Perseroan menargetkan kenaikan pendapatan 28,7% dari Rp1,5 triliun menjadi Rp2 triliun pada tahun ini. Adapun aset perseroan ditargetkan meningkat 17%-18% menjadi Rp160,7 triliun.
Rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) ditargetkan turun dari posisi akhir Desember 2013 yang mencapai 3,04%. Laba perseroan juga ditargetkan meningkat.
BTN mencatat pada 2013, sebanyak Rp87 triliun dari keseluruhan kredit disalurkan untuk pembiayaan perumahan.
Jumlah tersebut terdiri dari perumahan subsidi Rp28,42 triliun, perumahan non subsidi Rp39,54 triliun, konstruksi sebesar Rp11,82 triliun, kredit terkait perumahan Rp7,19 triliun dan segmen non perumahan disalurkan Rp13,46 triliun.