Bisnis.com, BANDUNG—Langkah tiarap yang diambil sejumlah perbankan akibat semakin ketatnya likuiditas pada tahun ini dan diprediksi sampai tahun depan, tidak menyurutkan optimisme unit usaha syariah Bank Permata untuk tumbuh lebih kencang.
Direktur Unit Usaha Syariah Bank Permata Achmad Kusna Permana mengatakan pihaknya percaya diri dapat mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bank induknya.
“Karena kami memiliki potensi dana murah yang lebih banyak dibandingkan dengan bank induk. Sehingga secara growth, akan lebih tinggi,” katanya kepada Bisnis saat ditemui selepas peresmian program Financial Literacy Through Sport (FITS) Training of Trainer di Bandung, Rabu (17/12).
Dia mengakui faktor dana haji yang terhimpun mencapai sekitar Rp500 miliar pada tahun ini menjadi salah satu keunggulan UUS Bank Permata selepas terbitnya ketentuan pengelolaan dana haji harus berada di bank syariah.
“Tahun depan akan kami genjot lagi. Selain itu, KPRdan SME [small medium enterprise/UKM] akan kami genjot juga. Kami mencari yang lebih aman karena NPL kami masih sangat bagus pada level 1,4%,” tuturnya.
Di tengah persaingan untuk mendapatkan pendanaan dan penurunan permintaan atas pinjaman, Bank Permata secara konsolidatif menjaga likuiditas dengan mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 20% year on year (yoy) menjadi Rp147 triliun.
“Tahun depan itu permainannya di likuiditas. Tahun ini sudah mulai ketat, jadi kami akan fokus soal itu. Karena bisnis ekspansi untuk pembiayaan juga kan kira-kira untuk industri hanya 12%-15%, menurut harapan OJK,” ujarnya.
Menurut dia, pertumbuhan pembiayaan Bank Permata akan bergerak pada kisaran tersebut. Hal itu akan disikapi dengan meningkatkan produk-produk funding demi mengejar liabilitas banknya pada tahun depan.
“Kami akan fokus ke current account saving account (CASA). Produk andalan kami adalah yang masuk ke haji. Dan haji sangat potensial untuk kami garap sebagai low cost of fund. Itu yang akan jadi engine,” sebutnya.
Dengan pandangan positif atas prospek UUS Bank Permata, dia menyatakan perseroannya belum akan menyuntikkan modal tambahan karena adanya ketentuan rasio kecukupan modal (CAR) yang mengikuti bank induk sesuai ketentuan pihak otoritas.
Bank Permata mengakhiri akhir kuartal III/2014 dengan rasio kecukupan modal sebesar 13,2%, dengan pertumbuhan ekuitas sebesar 22% (yoy) menjadi Rp16,7 triliun didorong tuntasnya right issue pada awal 2014.
“Jadi kami tidak ada masalah dari sisi itu,” ucap Achmad.
Permata Syariah Yakin Tumbuh Lampaui Induk
Langkah tiarap yang diambil sejumlah perbankan akibat semakin ketatnya likuiditas pada tahun ini dan diprediksi sampai tahun depan, tidak menyurutkan optimisme unit usaha syariah Bank Permata untuk tumbuh lebih kencang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Abdalah Gifar
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
13 jam yang lalu
Ada yang Masuk & Borong Jumbo Saham PGAS Jelang Tutup 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
4 jam yang lalu