Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pangsa Pasar Masih Mini, OJK Ungkap Kondisi Bank Syariah saat BSI Mendominasi

Selain BSI, bank syariah lainnya mencatatkan aset dari Rp16,72 triliun hingga Rp65,99 triliun.
Logo Bank Syariah./Istimewa
Logo Bank Syariah./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya mendorong pengembangan pangsa pasar bank syariah di Indonesia. Meskipun mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, pangsa pasar bank syariah masih tergolong kecil.

Berdasarkan data per September 2024, pangsa pasar perbankan syariah masih di angka 7,44% dari total aset perbankan nasional. Adapun, angka ini meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 7,27%.

Tercatat, aset perbankan syariah secara industri meningkat 10,56% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp919,83 triliun. 

"Walaupun ini tentu sudah growing, tapi share-nya masih kecil," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae di Jakarta, dikutip pada Senin (11/11/2024).

Selanjutnya, pembiayaan tumbuh 11,4% (YoY) menjadi Rp628,46 triliun dengan kenaikan dana pihak ketiga mencapai 12,03% (YoY) menjadi Rp714,34 triliun dan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) berada di level 25,48% 

Perlu diketahui, saat ini OJK sendiri sudah mengeluarkan peta jalan alias roadmap pengembangan perbankan syariah yang mencakup pengembangan sumber daya insani, penerapan digitalisasi dan governance.

"Ke depan, kita juga ingin melihat perbankan syariah ini bisa berkembang lebih besar lagi dan di bank syariah itu kita mengharapkan tidak hanya BSI [Bank Syariah Indonesia] yang besar, kita mengharapkan bank syariah lainnya akan bisa sebesar BSI dan tentu akan bisa memberikan kontribusi yang lebih besar lagi ke masyarakat," tandasnya.  

Apabila dilihat lebih rinci masing-masing capaian bank syariah, porsi aset BSI di pasar perbankan syariah per September 2024 mencapai 40,3% atau hampir separuh aset bank syariah di Indonesia adalah milik BSI.

Selain BSI, terdapat deretan bank syariah lainnya di Indonesia. Namun, raupan aset BSI yang mencapai Rp370,72 triliun pada September 2024, memang jauh di atas raupan aset bank-bank syariah tersebut. 

Selanjutnya, CIMB Niaga Syariah yang masih berstatus sebagai unit syariah dari CIMB Niaga berhasil membukukan aset mencapai Rp65,99 triliun pada September 2024. Porsi aset UUS CIMB Niaga mencapai 7,17% di Indonesia. Dengan demikian, market share CIMB Niaga Syariah resmi menyalip Bank Muamalat.

Adapun, Bank Muamalat yang merupakan bank syariah tertua di Indonesia misalnya, tercatat hanya memiliki aset Rp59,87 triliun pada kuartal III/2024. Raupan aset bank yang dikendalikan oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) ini membuat pangsa pasarnya mencapai 6,51%.

Di posisi keempat dalam capaian aset terbesar jatuh kepada UUS PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) atau BTN Syariah yang tercatat memiliki aset Rp55,55 triliun per Juni 2024, tumbuh 14,74% (YoY) dari sebelumnya Rp48,41 triliun. Perlu diketahui, pada saat itu porsi pangsa pasar BTN Syariah mencapai 6,36%. Adapun, hingga berita ini diturunkan belum mempublikasikan laporan hingga kuartal III/2024 atau September 2024. 

Selain itu, Maybank Syariah yang merupakan UUS milik PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) menduduki posisi kelima dengan catatan aset sebesar Rp43,11 triliun per September 2024. Porsi aset bank ini di Indonesia mencapai 4,69%.

Lebih lanjut, PermataBank Syariah yang juga merupakan UUS milik PT Bank Permata Tbk. (BNLI) telah meraup aset Rp36,66 triliun hingga kuartal III/2024 dengan porsi aset terhadap perbankan syariah di Indonesia mencapai 3,99%.

Adapun, PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS) mencatatkan kinerja aset secara konsolidasi mencapai Rp21,36 triliun pada September 2024. Pangsa pasar bank ini terhadap total aset industri bank syariah mencapai 2,32%.

Terakhir, PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk. (PNBS), di mana miten bank berkode PNBS ini meraup aset sebesar Rp16,72 triliun pada kuartal III/2024, naik 7,6% secara tahunan (YoY). Dengan demikian, porsi aset bank terhadap bank syariah di Indonesia baru mencapai 1,82%. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper