Bisnis.com, MAKASSAR - Pertumbuhan aset bank prekreditan rakyat atau BPR di Sulawesi Selatan sepanjang tahun lalu melambat dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya.
Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Selatan mencatat total aset BPR konvensional hingga akhir 2014 mencapai Rp1,25 triliun, tumbuh 4,42% dibandingkan dengan posisi akhir 2013 sebesar Rp1,21 triliun.
Pertumbuhan aset tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan capaian 2013 yang mencatatkan peningkatan aset mencapai 24,37% dari tahun sebelumnya Rp968,98 miliar.
Deputi Kepala BI Perwakilan Sulsel Causa Iman Karana mengemukakan penetrasi perbankan konvensional yang menyasar kredit mikro mempengaruhi kinerja BPR yang beroperasi di di daerah ini.
Penyaluran kredit BPR di Sulsel sepanjang 2014 hanya mampu tumbuh 10,19%, lebih rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan kredit pada 2013 lalu yang mencapai 24,59%.
Adapun, pinjaman yang disalurkan oleh seluruh BPR di Sulsel pada tahun lalu sebesar Rp1,03 triliun yang sebagian besar merupakan kredit untuk segmen konsumtif.
"Apalagi BPR di daerah ini cakupan wilayah operasionalnya masih sangat terbatas, sebagian besar di perkotaan," katanya kepada Bisnis, Selasa (3/2/2015).
Di sisi lain, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) justru mencatatkan kinerja signifikan dengan laju pertumbuhan mencapai 38,83% dengan nilai sebesar Rp682.668 miliar.
Kinerja tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan tahun sebelumnya yang hanya mampu menghimpun dana dari masyarakat sebesar Rp491.7 miliar dengan pertumbuhan 12,38%.
Kalangan pelaku industri BPR di daerah ini cenderung lebih berhati-hati dalam menyalurkan pinjaman terkhusus untuk segmen konsumtif pada tahun lalu.
Pertumbuhan Aset BPR Sulawesi Selatan Melambat
Pertumbuhan aset bank prekreditan rakyat atau BPR di Sulawesi Selatan sepanjang tahun lalu melambat dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
46 menit yang lalu