Bisnis.com, JAKARTA—PT Zurich Insurance Indonesia (ZII) membidik segmen usaha kecil dan menengah melalui peluncuran produk asuransi Zurich Business Guard.
Produk teranyar tersebut merupakan salah satu langkah ZII untuk mendiversifikasi segmen pasar perusahaan asuransi umum yang berkantor pusat di Zurich ini. Pasalnya, berdasarkan data yang dihimpun oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil, dan Menengah (Kemenkop), kontribusi UKM terhadap perekonomian Indonesia mencapai 60%.
“Pemerintah sudah menunjukkan keberpihakannya terhadap segmen industri mikro, sedangkan usaha kecil, dan menengah [UKM] saat ini justru kesulitan untuk naik kelas ke bisnis berskala besar,” ungkap Presiden Direktur dan CEO ZII Brian J Berry di Jakarta, Jumat (20/3/2015).
Untuk itu, ZII bernisiatif mengurangi kesenjangan tersebut dengan mendesain produk yang khusus ditujukan untuk UKM. Adapun, paket produk Zurich Business Guard dibuat lebih sederhana, mudah dipahami, dan terjangkau dari segi harga.
Secara umum, jenis pertanggungan akibat beberapa risiko antara lain kebakaran dan bencana alam memang sama dibandingkan asuransi umum lainnya. Tetapi, produk terbaru itu akan didistribusikan di agen dan broker.
“Kedua jalur distribusi ini dipilih karena ZII berkomitmen untuk memberikan edukasi sekaligus penjelasan detil terkait produk. Jangan sampai, mereka [UKM] membeli produk asuransi yang tidak sesuai kebutuhannya,” tegas Brian.
Meskipun kontribusi segmen UKM masih di bawah korporasi yang mencapai 50%, dan individu sebesar 30%, ZII optimistis produk tersebut dapat memberikan peluang bagi UKM untuk mengasuransikan harta bendanya.
Hingga tahun lalu, produk yang paling banyak dijual ZII di sektor ritel adalah asuransi perjalanan, sedangkan korporasi adalah risk and engineering.
Di lain pihak, Head of Small Business Segment The Kim Tjiang menjelaskan dirinya belum berani mematok target dari peluncuran produk tersebut.
“Ini produk pertama kami yang khusus ditujukan bagi UKM, tujuan utama kami adalah mengedukasi calon konsumen agar mendapatkan perlindungan asuransi. Kami tidak akan menetapkan target ambisius karena porsi UKM dalam total pendapatan premi masih kecil,” imbuhnya.
