Bisnis.com, JAKARTA –Rerata pertumbuhan premi bruto emiten asuransi umum hanya 17,03% pada kuartal III/2015 year on year. Meski tumbuh, angka itu melambat dibandingkan dengan pertumbuhan premi kuartal II/2015 sebesar 20,3% year on year.
Berdasarkan laporan keuangan unaudited yang dikutip (4/11/2015), kalkulasi tidak menyertakan PT Asuransi Dayin Mitra Tbk. (ASDM) yang belum merilis laporan keuangan namun mengikutkan satu emiten asuransi baru yakni PT Victoria Insurance Tbk. (VINS).
Dari 9 emiten asuransi, VINS yang mencatatkan sahamnya di lantai bursa pada bulan lalu meraup pertumbuhan premi bruto tertinggi sebesar 61,1% menjadi Rp28,2 miliar.
Dibelakang VINS, premi bruto PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk. (AMAG) tumbuh 51,7% menjadi Rp653,1 miliar. Meski tumbuh, premi AMAG melambat bila dibandingkan dengan kuartal II/2015 lalu yang mencatatkan pertumbuhan 55,9%.
Rerata pertumbuhan premi yang melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya disumbang oleh PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk. (AHAP) yang mencatatkan penurunan premi 16,2% pada kuartal III/year on year.
AHAP hanya meraup premi Rp174,3 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp208,2 miliar. Padahal, premi bruto AHAP pada kuartal II/2015 mampu tumbuh 20,03% year on year.
Menurunnya perolehan premi AHAP pada kuartal III/2015 berdampak pada koreksi laba pada periode itu sebesar 75,2% menjadi Rp2,35 miliar year on year.
Yasril Y. Rasyid, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyatakan faktor perlambatan ekonomi sepanjang tahun ini mempengaruhi penerimaan premi yang jadi lebih rendah dibandingkan tahun lalu meskipun industri masih mencatatkan pertumbuhan.
Dia mengatakan pertumbuhan premi industri umum pada kuartal II/2015 dan kuartal III/2015 berkisar 10%. Namun, dia mengatakan masih ada potensi dari bisnis asuransi yang biasanya akan melaju pada kuartal IV/2015.
Selain itu, asumsi dimulainya belanja pemerintah besar-besaran pada akhir tahun membuat pihaknya mengestimasi pertumbuhan kuartal IV/2015 akan lebih tinggi dari saat ini, yakni berkisar antara 13-15%.
Yasril mengatakan ada beberapa emiten yang diuntungkan karena meraup laba dari selisih kurs akibat melemahnya nilai tukar rupiah, sehingga jadi salah hal yang membuat laba meningkat kendati premi tumbuh melambat.
“Juga diperoleh dari bunga deposito walaupun saham mengalami penurunan, sehingga banyak perusahaan asuransi yang mengendalikan biaya operasi sehingga hal ini menambah profit, selain dari premi,” katanya kepada Bisnis.
EMITEN ASURANSI: Pertumbuhan Premi Kuartal III/2015 Melambat
Rerata pertumbuhan premi bruto emiten asuransi umum hanya 17,03% pada kuartal III/2015 year on year. Meski tumbuh, angka itu melambat dibandingkan dengan pertumbuhan premi kuartal II/2015 sebesar 20,3% year on year.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Irene Agustine
Editor : Linda Teti Silitonga
Topik
Konten Premium