Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lampu Kuning Kredit Manufaktur usai Trump Pangkas Tarif Impor Indonesia Jadi 19%

Risiko kredit bank di sektor manufaktur diyakini berpotensi meningkat bila tarif impor resiprokal hasil kesepakatan dagang AS dan Indonesia sungguh terealisasi.
Pegawai melayani nasabah melakukan penukaran mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Rabu (4/6/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai melayani nasabah melakukan penukaran mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Rabu (4/6/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Risiko kredit bank di sektor manufaktur diyakini berpotensi meningkat bila kesepakatan dagang Amerika Serikat dan Indonesia terkait tarif impor resiprokal sungguh terealisasi.

Rena Kwok, Bloomberg Intelligence senior credit analyst, menilai bahwa sektor manufaktur padat karya di Tanah Air bakal menghadapi tantangan bila kesepakatan, yang direncanakan mulai 1 Agustus 2025, itu berlaku.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengumumkan penurunan tarif impor timbal balik terhadap Indonesia menjadi 19%. Pada pengumuman pekan lalu, AS masih menetapkan tarif resiprokal sebesar 32% atau sama dengan pengumuman Trump pada 2 April 2025.

Penyusutan besaran tarif itu dihasilkan dengan pertukaran (trade off) kesepakatan yang akhirnya membuat Indonesia membebaskan tarif untuk produk AS.

Trump pun telah mengumumkan bahwa AS tidak akan membayar tarif apa pun kepada Indonesia alias bebas dari tarif dan hambatan non-tarif sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan AS—Indonesia.

“Tarif AS sebesar 19% yang kini dihadapi Indonesia, turun dari 32%, masih menjadi tantangan bagi sektor manufaktur padat karya di negara ini yang bersaing ketat dengan negara-negara berkembang lainnya,” jelasnya dalam laporan Bloomberg Intelligence, Rabu (16/7/2025). 

Alhasil, jelas dia, risiko kredit bank dapat meningkat. Apalagi, jelasnya, kredit macet di sektor manufaktur telah meningkat tipis dari 2,91% pada Januari 2025, menjadi 2,95% pada Mei. 

“Risiko kredit bank dapat meningkat,” jelas Rena.

Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, kesepakatan perdagangan itu memang menghadirkan kekhawatiran bagi pelaku industri dalam negeri, terutama akibat pembebasan tarif bea masuk atas produk impor dari Negeri Paman Sam.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Saleh Husin mengatakan, pembebasan tarif ini harus membuat industri dalam negeri berlomba dengan produk impor AS yang jauh lebih kompetitif.

“Bagi industri serupa di dalam negeri harus siap berbagi pasar dengan produk asal AS tersebut yang semakin kompetitif,” kata Saleh kepada Bisnis, Rabu (16/7/2025).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro