Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terjepit Aturan, Imbal Hasil BPJS Ketenagakerjaan Diprediksi Turun

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan memperkirakan akan terjadi penurunan imbal hasil investasi sebagai dampak aturan yang diterapkan Otoritas Jasa Keuangan dan Pemerintah.
Karyawan BPJS Ketenagakerjaan tengah melayani peserta penjaminan./Bisnis.com
Karyawan BPJS Ketenagakerjaan tengah melayani peserta penjaminan./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan memperkirakan akan terjadi penurunan imbal hasil investasi sebagai dampak aturan yang diterapkan Otoritas Jasa Keuangan dan Pemerintah.

Agus Susanto, Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, mengatakan sesuai aturan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor 1/2016 sebanyak 50% investasi BPJS harus ditempatkan di surat hutang negara (SBN).

Sementara untuk 50% aset investasi lainnya harus mengalami pola pengelolaan yang tidak sinkron. Ketidak sesuaian ini akibat berbedanya tujuan program dengan realitas lapangan sebagai dampak keputusan pemerintah.

Seperti diketahui semenjak triwulan III/2015 pemerintah mengizinkan peserta mencairkan dana Jaminan Hari Tua (JHT) seketika setelah berhenti bekerja.

Bahkan peserta yang masih aktif juga dapat mencairkan dengan syarat telah bergabung sebagai peserta selama lebih dari 10 tahun. Penarikan ini berupa bantuan uang muka perumahan sebesar 30% serta penarikan uang tunai sebesar 10%.

Dampak aturan ini, jelas Agus, terjadi lonjakan penarikan klaim. BPJS Ketenagakerjaan harus menyediakan uang tunai rata-rata Rp1,6 triliun setiap bulan atau Rp19,2 triliun per tahun.

Sedangkan peserta yang mencairkan mencapai 1,6 juta peserta setiap bulan. Jika dilihat lebih lanjut dari jumlah yang mencairkan JHT ini hanya 2% yang memenuhi kategori memasuki usia pensiun. Sedangkan sisanya merupakan pekerja aktif.

"Jika dilihat lebih dalam 87% yang mencairkan tergolong usia muda, ini sayang. Padahal tujuan program adalah menjamin hari tua," kata Agus di Jakarta, Rabu (16/3/2016).

Dia mengatakan, tahun ini badan akan bekerja keras agar imbal hasil tetap baik. Pihaknya akan melakukan penyesuaian penempatan investasi untuk menyesuaikan dengan aturan maupun beban yang ditanggung badan.

Irvansyah Utoh Banja, Kepala Urusan Komunikasi Eksternal BPJS Ketenagakerjaan, menuturkan di 2016, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan pencapaian dana kelolaan Rp246,52 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 20% dibandingkan perolehan dana kelolaan tahun lalu yang sebesar Rp206,06 triliun.

Utoh mengungkapkan, dalam rencana kerja yang ada saat ini hasil investasi BPJS Ketenagakerjaan diharapkan bisa menembus angka Rp21,2 triliun. Jumlah tersebut meningkat 24% dibandingkan perolehan hasil investasi tahun 2015 yang hanya mencapai Rp17,7 triliun.

Sementara untuk kepesertaan aktif ditargetkan bisa mencapai 22 juta atau naik 15% dibandingkan jumlah kepesertaan tahun lalu sebanyak 19,1 juta. Dengan target kepesertaan tersebut, maka iuran tahun ini bisa mencapai Rp42,6 triliun atau tumbuh 17% dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp36 triliun. Badan mencatatkan pendapatkan hasil investasi sebesar 9,09%.

Utoh mengatakan meski ada potensi penurunan, pihaknya belum dapat memprediksi imbal hasil hingga di akhir tahun. Pasalnya sejumlah strategi tengah disiapkan.

Sebagai contoh, kata Utoh, saat ini 28% surat investasi BPJS Ketenagakerjaan telah di tempat di SBN. Pihaknya dapat melakukan penyesuaian bertahap memenuhi aturan hingga 31 Desember 2016 dengan optimalisasi investasi ke produk lainnya terlebih dahulu.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper