Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

STABILISASI HARGA, BUMN Perkebunan Sepakat Jual Produksi Gula Ke Bulog

Jajaran pabrik gula di lingkungan BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sepakat untuk menjual produksi gulanya kepada Perum Bulog dengan harga Rp10.500/kg guna kepentingan stabilisasi harga.
Jajaran pabrik gula di lingkungan BUMN sepakat untuk menjual produksi gulanya kepada Perum Bulog /ilustrasi
Jajaran pabrik gula di lingkungan BUMN sepakat untuk menjual produksi gulanya kepada Perum Bulog /ilustrasi

Bisnis.com, SURABAYA - Jajaran pabrik gula di lingkungan BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sepakat untuk menjual produksi gulanya kepada Perum Bulog dengan harga Rp10.500/kg guna kepentingan stabilisasi harga.

Koordinator BUMN Gula Subiyono mengatakan pihaknya tahun ini tidak menjual gula hasil produksi miliknya di luar untuk kepentingan stabilisasi harga atau kepada pedagang umum agar harga di pasaran tidak dipermainkan.

”Kami sudah bertemu direksi Bulog. Dalam satu pekan ini direalisasikan penjualan gula milik pabrik gula BUMN sebesar 11.200 ton ke Bulog dengan harapan harga di pasaran bisa turun ke level Rp12.000-12.500/kg," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Minggu (12/6/2016).

Direktur Utama PTPN X itu menambahkan, gula produksi BUMN hanya keluar untuk operasi pasar yang dilakukan bersama pemerintah daerah dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) dengan harga Rp11.750-12.000/kg.

”Meski pedagang juga terus menawar dan mendesak untuk membeli gula kami, kami tidak akan menjualnya. Satu kilogram pun gula produksi kami tahun ini belum dijual ke pasar," imbuhnya.

Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan PTPN X, M Sulton, menambahkan, produksi di pabrik gula (PG) terdiri atas dua bagian, yaitu gula milik PG dengan komposisi 30% dan gula milik petani 70%.

Untuk gula yang menjadi bagian petani, menjadi hak milik sepenuhnya mereka. Pabrik gula tidak bisa mengintervensi ke mana dan pada tingkat harga berapa petani akan menjual gulanya.

Hanya saja, di beberapa lokasi, pedagang membeli gula milik petani di atas Rp13.250/kg, sehingga harga di tingkat konsumen menjadi lebih mahal.

"Stabilisasi harga gula di level Rp12.500/kg ke depan bisa dijalankan jika kebijakan jaminan rendemen (kadar gula dalam tebu) sebesar 8,5% bisa diterapkan," ujarnya.

Diketahui, rencana kebijakan jaminan rendemen 8,5% bagi petani sudah digulirkan beberapa waktu lalu. Dengan kebijakan tersebut, tebu petani diberi jaminan rendemen 8,5% meski dalam perhitungan normal, rendemen masih di bawah 8,5%. Tebu petani dibeli sepenuhnya oleh pabrik gula dengan skema jaminan rendemen tersebut.

”Jaminan rendemen 8,5% itu sudah bisa meningkatkan kesejahteraan petani, karena sebelumnya rendemen masih berkisar 7,5%-8%," imbuhnya.

Dia menambahkan, bagi pemerintah jaminan rendemen itu akan mengontrol harga di pasar apalagi 66% pangsa pasar gula telah dikuasai BUMN.

"Tapi jika gula tak dikuasai sepenuhnya oleh pabrik gula BUMN, fluktuasi harga gula akan dikendalikan pedagang,” ujarnya.

SURABAYA - Jajaran pabrik gula di lingkungan BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sepakat untuk menjual produksi gulanya kepada Perum Bulog dengan harga Rp10.500/kg guna kepentingan stabilisasi harga.
Koordinator BUMN Gula Subiyono mengatakan pihaknya tahun ini tidak menjual gula hasil produksi miliknya di luar untuk kepentingan stabilisasi harga atau kepada pedagang umum agar harga di pasaran tidak dipermainkan.
 
”Kami sudah bertemu direksi Bulog. Dalam satu pekan ini direalisasikan penjualan gula milik pabrik gula BUMN sebesar 11.200 ton ke Bulog dengan harapan harga di pasaran bisa turun ke level Rp12.000-12.500/kg," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Minggu (12/6/2016).
Direktur Utama PTPN X itu menambahkan, gula produksi BUMN hanya keluar untuk operasi pasar yang dilakukan bersama pemerintah daerah dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) dengan harga Rp11.750-12.000/kg.
”Meski pedagang juga terus menawar dan mendesak untuk membeli gula kami, kami tidak akan menjualnya. Satu kilogram pun gula produksi kami tahun ini belum dijual ke pasar," imbuhnya.
Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan PTPN X, M Sulton, menambahkan, produksi di pabrik gula (PG) terdiri atas dua bagian, yaitu gula milik PG dengan komposisi 30% dan gula milik petani 70%.
Untuk gula yang menjadi bagian petani, menjadi hak milik sepenuhnya mereka. Pabrik gula tidak bisa mengintervensi ke mana dan pada tingkat harga berapa petani akan menjual gulanya.
Hanya saja, di beberapa lokasi, pedagang membeli gula milik petani di atas Rp13.250/kg, sehingga harga di tingkat konsumen menjadi lebih mahal.
"Stabilisasi harga gula di level Rp12.500/kg ke depan bisa dijalankan jika kebijakan jaminan rendemen (kadar gula dalam tebu) sebesar 8,5% bisa diterapkan," ujarnya.
Diketahui, rencana kebijakan jaminan rendemen 8,5% bagi petani sudah digulirkan beberapa waktu lalu. Dengan kebijakan tersebut, tebu petani diberi jaminan rendemen 8,5% meski dalam perhitungan normal, rendemen masih di bawah 8,5%. Tebu petani dibeli sepenuhnya oleh pabrik gula dengan skema jaminan rendemen tersebut.
”Jaminan rendemen 8,5% itu sudah bisa meningkatkan kesejahteraan petani, karena sebelumnya rendemen masih berkisar 7,5%-8%," imbuhnya.
Dia menambahkan, bagi pemerintah jaminan rendemen itu akan mengontrol harga di pasar apalagi 66% pangsa pasar gula telah dikuasai BUMN.
"Tapi jika gula tak dikuasai sepenuhnya oleh pabrik gula BUMN, fluktuasi harga gula akan dikendalikan pedagang,” ujarnya.
 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper