Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia Tbk. mengklaim kondisi likuiditas mengetat seiring dengan perusahaan asuransi dan dana pensiun yang tengah memenuhi ketentuan untuk membeli surat berharga.
Pandji Irawan, Direktur Treaury Bank Negara Indonesia, menyebutkan likuiditas secara keseluruhan memang banyak permintaan, terutama disebabkan oleh aksi pemenuhan ketentuan perusahaan asuransi dan dana pensiun yang harus membeli surat utang pemerintah.
"Hal itu membuat dana yang sebelumnya ditempatkan pada perbankan malah berpindahh kepada surat utang tersebut," ujarnya pada Senin (19/9) setelah acara Seminar Pendalaman Pasar Uang Indonesia.
Adapun, sampai akhihr semester I/2016 pergerakan loan to deposit ratio (LDR) bank dengan kode emiten BBNI itu memang menanjak 380 basis poin (bps) menjadi 91,4% dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.
Secara rinci, likuiditas pendanaan rupiah lebih longgar ketimbang valas. LDR rupiah perseroan menanjak 50 bps menjadi 90,7% dibandingkan periode sama pada tahun lalu, sedangkan LDR Valas melonjak 2.050 bps menjadi 95,8% dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.
Asuransi dan Dapen Beli Surat Utang, BNI Sebut Likuiditas Mengetat
PT Bank Negara Indonesia Tbk. mengklaim kondisi likuiditas mengetat seiring dengan perusahaan asuransi dan dana pensiun yang tengah memenuhi ketentuan untuk membeli surat berharga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Surya Rianto
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu
PertaLife Ungkap Strategi Capai Modal Rp1 Triliun pada 2028
2 jam yang lalu