Bisnis.com, JAKARTA--- Harga saham korporasi baja milik negara, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., turun sebesar 9,7% menjadi Rp745 per lembar dalam penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia pada Rabu (5/10/2016).
Pada perdagangan hari sebelumnya, saham emiten berkode saham KRAS itu ditutup di level harga Rp820 per lembar. Dalam 52 pekan terakhir, harga saham Krakatau Steel pernah mencapai titik terendah sebesar Rp272 dan titik tertinggi Rp960 per lembar.
Pada Selasa (4/10), manajemen Krakatau Steel mengumumkan harga pelaksanaan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau right issue sebesar Rp500-Rp565 per saham.
Direktur Utama Krakatau Steel Sukandar memaparkan setiap 250.000 saham lama berhak atas 52.592 HMETD sampai 59.429 HMTED. “Dimana setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 saham baru sesuai dengan harga pelaksanaan,” paparnya dalam keterangan tertulis.
Seperti diketahui, perusahaan berencana melakukan penambahan modal dengan HMETD atau right issue setelah diputuskan untuk mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp1,5 triliun yang dianggarkan dalam APBN Perubahan 2016.
Dengan right issue tersebut, perusahaan juga mengincar dana dari investor publik senilai Rp375 miliar. Dengan demikian, target dana dari aksi korporasi tersebut sekitar Rp1,87 triliun.
Dana hasil right issue itu sebagian besar atau sekitar 66% akan digunakan sebagai ekuitas untuk memenuhi kebutuhan modal kerja proyek pembangunan Hot Strip Mill No. 2 (HSM#2). Ekuitas yang dimaksud adalah porsi dana sendiri yang harus disiapkan perseroan sebagai modal kerja, meliputi kebutuhan selama masa konstruksi dan masa awal operasi.
Selain itu, sekitar 34% sebagai ekuitas untuk proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara 1x150 MW. Ekuitas yang dimaksud adalah porsi dana sendiri yang disiapkan untuk proyek tersebut.