Bisnis.com, JAKARTA---Biaya aktivitas eksplorasi bulanan yang dikeluarkan oleh korporasi tambang milik negara, PT Timah (Persero) Tbk., sepanjang Januari-November 2016 menjadi hanya Rp111,9 miliar dibandingkan dengan Rp138,88 miliar pada periode yang sama 2015.
Sekretaris Perusahaan Timah Agung Nugroho menyatakan biaya yang dikeluarkan atas kegiatan eksplorasi Timah di darat dan laut di daerah Bangka dan Belitung terdiri dari Rp93,67 miliar untuk biaya operasional dan Rp18,23 miliar untuk biaya investasi.
Sebagai perbandingan, berdasarkan laporan emiten berkode saham TINS tersebut per November 2015, biaya operasional untuk kegiatan eksplorasi di tempat yang sama sebesar Rp91,04 miliar dan biaya investasi Rp47,83 miliar.
Menurutnya, hasil kegiatan eksplorasi sampai November 2016 mendapatkan penemuan sumber daya di darat atau laut.
“Kegiatan eksplorasi di laut mendapatkan sumber daya tereka (inferred) sebesar 460 ton, sumber daya tertunjuk (indicated) sebesar 967 ton, dan sumber daya terukur (measured) sebesar 10.346 ton,” paparnya dalam keterangan tertulis, Jumat (9/12).
Menurut Agung, semua penemuan itu merupakan tipe endapan timah primer dan tipe endapan timah alluvial. Untuk tipe endapan timah primer mendapatkan sumber daya tereka sebesar 3.564 ton, sumberdaya tertunjuk 7.541 ton dan sumber daya terukur 2.265 ton sedangkan tipe endapan timah alluvial mendapatkan sumber daya tertunjuk 117 ton.
“Kegiatan eksplorasi di darat pada bulan November 2016 meliputi pemetaan geologi, core logging, percontoan core, pengukuran grid bor dan pemboran timah primer di pulau Bangka (A. Blasing, Pemali, Bukit Pret dan Palempang Cungfo) dan Belitung (Batu besi Damar),” paparnya.
Kegiatan eksplorasi Timah di laut pada November 2016 sendiri berupa kegiatan pemboran prospeksi dan pemboran rinci di perairan Bangka (Kantung, Cupat, Ranggam, Permis dan Tempilang) dengan menggunakan lima unit kapal bor.
Agung juga memaparkan rencana kegiatan eksplorasi pada Desember 2016 adalah melakukan evaluasi dan melanjutkan kegiatan bulan sebelumnya. Kegiatan pemboran prospeksi dan pemboran rinci di laut direncanakan menggunakan 5 kapal bor yang dialokasikan di perairan Bangka (Ranggam, Kantung, Permis).
“Sedangkan untuk pemboran timah primer di pulau Bangka (Blasing, Jangkang, Pemali dan Bukit Pret) dan Belitung (Batu besi Damar),” paparnya.