Bisnis.com, JAKARTA -- Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani mengatakan kompetisi antara bisnis kredit mikro perbankan dengan kredit usaha rakyat akan berlanjut tahun ini.
"KUR memang berkompetisi dengan kredit mikro sehingga pertumbuhan kredit mikro turun," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (14/2/2018).
Meski demikian, Dendi mengungkapkan masih ada kesempatan bagi bisnis mikro untuk tumbuh lebih tinggi dari tahun lalu di level 8,1% menjadi 10% pada tahun ini.
Rencana penurunan suku bunga KUR hingga 7% tahun ini pun dikatakannya tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap performa kredit mikro.
Disebutkannya, perbaikan pertumbuhan ekonomi dan bisnis tahun ini akan lebih berdampak untuk mendorong demand kredit di sektor mikro.
"Saya kira bank akan terus mencari sektor usaha yang prospektif untuk bisa menyalurkan pembiayaan mikro," tuturnya.
Sejumlah bank swasta melaporkan kinerja penyaluran kredit mikro mereka mengalami penurunan sepanjang tahun 2017.
Bisnis kredit mikro PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) turun 23% sepanjang tahun 2017 menjadi Rp5,45 triliun dari angka awal pada 2016 yaitu Rp7,16 triliun.
Namun pembiayaan untuk segmen nasabah usaha kecil dan menengah (UKM) justru meningkat hingga 25% sepanjang tahun lalu mencapai Rp11,6 triliun atau tumbuh 25% secara year on year dari posisi Rp9,3 triliun.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. mencatat penyaluran kredit mikro mereka turun hingga 34% sampai dengan akhir 2017 dari Rp10,18 triliun menjadi Rp6,7 triliun
Direktur Keuangan dan Bisnis Mikro Bank Danamon Satinder Ahluwalia mengatakan angka tersebut lebih tinggi dari penurunan bisnis mikro pada 2016 yakni 30%. Sedangkan kredit pada segmen UKM tumbuh 10% menjadi Rp28,5 triliun secara year on year.