Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Macet Lembaga Keuangan Mikro Lewati 10%, Ini Biang Keroknya

Kredit macet atau non performing loan (NPL) pada lembaga keuangan mikro (LKM) masih menjadi masalah yang belum terselesaikan.
Ilustrasi kredit macet atau nonperforming-loan (NPL)/Freepik
Ilustrasi kredit macet atau nonperforming-loan (NPL)/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Kredit macet atau non performing loan (NPL) pada lembaga keuangan mikro (LKM) masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. Rasio NPL LKM dalam lima tahun terakhir selalu di atas batas ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 10%.

Ketua Umum Asosiasi LKM/LKMS se-Indonesia (Aslindo) Burhan mengatakan NPL tinggi tersebut disebabkan oleh beragam kendala yang belum terselesaikan.

"Yang pertama, ini kan semua mayoritas rata-rata [nasabah] ada di desa dan itu non-bankable, masyarakat berpengasilan rendah. Otomatis dari sisi informasi data, calon debitur bisa dikatakan kurang terseleksi karena tidak bisa mengakses ke BI checking atau SLIK itu sendiri," kata Burhan, Kamis (28/11/2024).

Kendala kedua menurut Burhan adalah penyaluran kredit dari LKM yang kurang selektif. Hal ini juga menjadi salah satu faktor pada kendala ketiga yakni kurangnya kompetensi LKM dalam tata kelola dan analisa kredit.

"Memang sampai saat ini belum pernah dilakukan pelatihan-pelatihan terkait dengan analisa kredit untuk bisa menentukan kredit scoring dan lain sebagainya," kata Burhan.

Strategi yang dilakukan LKM untuk menangani NPL tinggi ini menurut Burhan adalah dengan terus melakukan evaluasi berkala, termasuk melakukan pendampingan kepada nasabah LKM dan melakukan konsultasi usaha bagi para penerima pinjaman.

"Memang untuk skala kredit mikro dan usaha mikro itu nggak bisa dilepas begitu saja. Manakala kredit terus dilepas seperti perbankan itu nggak bisa kalau di ultra mikro itu, jadi harus terus dikawal. Nah ini yang belum ada mekanismenya ataupun pelatihan-pelatihan. Kita belum ada pelatihan-pelatihan sama sekali, memang belum ada," tegasnya.

Berdasarkan data OJK, rasio NPL untuk LKM konvensional dari 2019 hingga 2023 berturut-turut adalah sebesar 19,50%, 17,26%, 18,47%, 19,25%, dan memburuk menjadi 25,27% pada 2023.

Kondisi yang tidak lebih baik juga ditunjukkan oleh LKM syariah. Rasio NPL LKM syariah dari 2019 hingga 2023 berturut-turut adalah sebesar 12,80%, 26,38%, 22,67%, 14,51%, dan memburuk menjadi 25,88% pada 2023.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper