Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Kredit Rendah, BI Menilai Permintaan Belum Menggeliat

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan kredit perbankan nasional masih rendah di awal 2018. Bank sentral mencatat, pada Januari 2018 pertumbuhan kredit perbankan sekitar 7,4% secara year on year. Angka tersebut lebih rendah dari pertumbuhan kredit pada Desember 2017 yang sebesar 8,2%.

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan kredit perbankan nasional masih rendah di awal 2018. Bank sentral mencatat, pada Januari 2018 pertumbuhan kredit perbankan sekitar 7,4% secara year on year. Angka tersebut lebih rendah dari pertumbuhan kredit pada Desember 2017 yang sebesar 8,2%.

Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia Linda Maulidina mengatakan, pertumbuhan kedit bank relatif lambat karena permintaan yang masih kurang.

Padahal, kata Linda, presiden sudah meminta bank-bank agar lebih berani mengambil risiko khususnya ke sektor-sektor tertentu yang menjadi perhatian pemerintah. Namun, BI menilai sudah ada tanda-tanda perbankan mulai berekspansi kredit, khususnya di sektor infrastruktur.

"Yang kami lihat bank sudah mulai berekspansi kredit. Bank sudah mulai menyalurkan kredit ke sektor infrastruktur," katanya di Jakarta, Kamis (22/3).

Meskipun demikian, BI melihat korporasi saat ini tidak hanya bergantung dari pembiayaan bank, tetapi juga dari pasar modal yang dianggap lebih inovatif.

BI juga berupaya mendorong intermediasi bank dari sisi makroprudensial yaitu lewat Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM). Komponen pembiayaan atau kredit diperluas dengan memasukkan surat-surat berharga yang dibeli bank dan komponen simpanan diperluas dengan memasukkan surat berharga yang diterbitkan bank.

BI juga akan mendorong bank tidak hanya menyalurkan kredit di sektor infrastruktur saja tapi juga properti yang dianggap prospektif.

Dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman mengatakan, kondisi sistem keuangan tetap stabil walaupun fungsi intermediasi perbankan belum kuat.

Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) cukup tinggi yaitu 23,2%. Sementara itu, rasio kredit bermasalah meningkat menjadi 2,9% gross.

Transmisi pelonggaran kebijakan moneter dam makroprudensial melalui jalur suku bunga juga terus berlangsung. Hingga Januari 2018 suku bunga deposito sudah turun 196 basis poin dan suku bunga kredit turun 151 basis poin.

Meskipun demikian, transmisi melalui jalur kredit masih belum maksimal sejalan dengan permintaan kredit yang masih rendah dan perilaku bank yang selektif dalam memberikan kredit baru.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdul Rahman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper