Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (BPD DIY) mengalokasikan Rp23 miliar untuk belanja modal terkait pengembangan teknologi perbankan digital pada tahun ini. Alokasi belanja modal ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu, karena BPD DIY karena hendak mengembangkan dan melengkapi fitur yang sudah berjalan.
Direktur Umum BPD DIY Cahya Widi mengatakan tahun ini perusahaan akan melanjutkan pengembangan perbankan digital. Satu strategi yang akan ditempuh adalah melalui kerja sama dengan Pemerintah Provinsi DIY.
“Kami akan tingkatkan pelayanan transaksi non tunai pendapatan dan pengeluaran yang terjadi pada Pemprov wilayah DIY,” katanya melalui keterangan tertulis kepada Bisnis, Rabu (15/5/2019).
Harapannya hal itu akan meningkatkan frekuensi jumlah transaksi dan juga efisiensi beban operasional. Pada akhirnya akan membantu bank bermodal inti Rp1,82 triliun ini untuk menjaga profitabilitas karena fee based income meningkat
Cahya melanjutkan bahwa dalam pengembangan perbankan digital tidak semudah bank-bank besar. Pasalnya ada beberapa segmen nasabah BPD DIY yang belum terkena eksposur teknologi, sehingga lebih memilih transaksi konvensional. Selain itu keterbatasan jaringan telekomunikasi di sejumlah daerah juga menghambat pengembangan layanan berbasis data.
Adapun Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) berharap BPD dapat mempercepat proses transformasi digital. Pasalnya industri perbankan akan semakin kompetitif dengan arus modal yang akan mulai menyebar ke daerah pinggiran.
Ketua Asbanda Supriyatno mengatakan bahwa hal tersebut disebabkan oleh kebijakan pemerintah lima tahun ke belakang, yakni membangun dari pinggiran. “Arus uang yang sangat tinggi ini harus diantisipasi dengan layanan digital,” katanya.
Menurutnya loyalitas nasabah dewasa ini erat kaitannya dengan dukungan teknologi yang dimiliki oleh bank. BPD pun dipaksa untuk mengikuti tren tersebut.