Bisnis.com, JAKARTA – Modal inti PT Bank Jtrust Indonesia Tbk. per Maret 2019 turun 16,8% secara tahunan (year-on-year/yoy). Tren penurunan ini telah terjadi sejak tahun lalu.
Berdasarkan laporan tahunan, posisi permodalan bank turun 1,48% yoy menjadi Rp1,78 triliun pada tahun 2018. Perinciannya, modal inti turun sebesar 23,25% yoy menjadi Rp1,16 triliun.
Pada saat yang sama modal pelengkap naik sebesar 107,38% menjadi Rp626,67 miliar, menjaga permodalan tidak turun terlalu dalam. Modal tier-2 ini utamanya berasal dari pinjaman subordinasi sebesar US$10 juta dan Rp400 miliar dari induk perusahaan J Trust Co. Ltd.
Penurunan permodalan tidak terlepas dari kinerja perseroan. Berdasarkan laporan tahunan, bank yang sebelumnya bernama Bank Century dan Bank Mutiara tersebut tengah berupaya membenahi kinerja.
Pada tiga bulan pertama tahun ini, emiten bank berkode BCIC membukukan rugi bersih sebesar Rp165,79 miliar. Pada kuartal I/2018, perusahaan masih mengantongi keuntungan sebesar Rp6,99 miliar.
Penyebab kerugian tahun ini tidak berbeda dengan tahun lalu, yakni penurunan signifikan pada pendapatan bunga dan penurunan kualitas kredit.
Baca Juga
Pada kuartal I/2019, pendapatan bunga bersih perusahaan anjlok 75,53% yoy menjadi Rp29,45 miliar. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) kotor mencapai 5,60%, sedangkan NPL bersih 4,05%.
Pada tahun lalu perusahaan juga membukukan kerugian. Bank yang dikendalikan oleh J Trust Co. Ltd. ini merugi Rp401,10 miliar, kontras dengan kondisi 2017, di mana bank mencetak laba Rp121,53 miliar.
Mengutip laporan tahunan, selain pembebanan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atas memburuknya kualitas kredit dan penurunan pendapatan bunga bersih, biaya konsultan terkait kasus hukum dan perbaikan bisnis proses juga menjadi faktor signifikan rugi tahun 2018.
Kendati demikian pencapaian 2018 lebih baik dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya, yakni merugi Rp941,17 miliar.