Bisnis.com, JAKARTA -- Meski pertumbuhan dana kelolaan pada paruh pertama tidak begitu cemerlang, PT Bank Commonwealth masih optimistis mampu tumbuh dua digit di akhir tahun.
Head of Wealth Management & Client Growht PT Bank Commonwealth Ivan JayaHead of Wealth Management & Client Growht PT Bank Commonwealth Ivan Jaya menuturkan bahwa pertumbuhan dana kelolaan perseroan masih pada kisaran 3% (year-to-date/ytd).
Hal tersebut dikarenakan masih banyak nasabahnya yang ragu untuk meningkatkan penanaman dananya di tengah ketidak pastian ekonomi dan politik yang berdampak pada fluktuasi indeks harga saham gabungan (IHSG). "Pertumbuhan sejauh ini baru 3% [ytd], tapi tetap akan kami kejar pada paruh kedua," katanya, Kamis (27/6/2019)malam.
Ivan menuturkan bahwa pada paruh kedua, perseroan berharap reshuffle kabinet menjadi salah satu momentum yang akan menggairah dunia usaha termasuk bisnis dana kelolaan.
Reshuffle kabinet, menurutnya, merupakan sebuah kesinambungan dan kelanjutan kerja dari persiden terpilih. "Saya rasa ini merupkan sebiah katalis positif. Makanya, kami masih cukukp optimistis pada paruh kedua ini," katanya.
Di samping itu, penurunan suku bunga juga dapat menjadi momentum lain bagi bisnis dana kelolaan. Masih terjaganya level inflasi, dan adanya kecenderungan penurunan suku bunga The Fed akan menjadi alasan yang cukup kuat bagi Bank Indonesia menurunkan suku bunganya. "Apablia itu terjadi, maka otomatis dunia usaha akan kemabli bergairah," katanya.
Baca Juga
Berdasarkan laporan publikasi Bank Commonwealth, total surat berharga yang tersedia untuk dijual pada kuartal pertama tahun ini tercatat Rp2,28 triliun, atau naik 4,48% (year-on-year/yoy).
Namun, pendapatan operasional non bunga dari penjualan surat berharga mencapai Rp14,29 miliar, turun 39,39% (yoy).