Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi Bank Kecil, Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

Bank kecil, atau yang masuk kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) I dan II tengah dihadapkan masa sulit. Penyaluran kredit melambat karena keterbatasan likuiditas disertai dengan kenaikan pembiayaan bermasalah.
Nasabah melakukan transaksi perbankan di galeri Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di salah satu pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Senin (3/9/2018)./JIBI-Rachman
Nasabah melakukan transaksi perbankan di galeri Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di salah satu pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Senin (3/9/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Bank kecil, atau yang masuk kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) I dan II tengah dihadapkan masa sulit. Penyaluran kredit melambat karena keterbatasan likuiditas disertai dengan kenaikan pembiayaan bermasalah.

Direktur Riset Centre of Economic Reform (CORE) Piter Abdullah mengutarakan, BUKU I dan II memang tengah dalam posisi sulit. Kondisi likuiditas yang ketat menyebabkan bank tersebut sulit untuk menyalurkan kredit.

"Di sisi lain kondisi ekonomi global dan juga domestik yang melambat membuat kualitas menjadi menurun. Jadi bank BUKU I dan II menurut saya seperti sudah jatuh tertimpa tangga," katanya kepada Bisnis, Minggu (22/9/2019).

Selain itu, peningkatan NPL pada bank kecil juga dipengaruhi oleh perekonomian global di mana harga dan permintaan barang-barang komoditas mengalami pelemahan. 

Akibatnya, beberapa sektor yang terkait langsung dengan sektor komoditas mengalami tekanan, dan bahkan mempengaruhi kelancaran kredit, sehingga bank pun harus ekstra hati-hati dalam menyalurkan kredit.

"Hanya mereka yang benar mengambil langkah yang sangat hati-hati yang bisa selamat melewati masa sulit sekarang ini," tutur Piter.

Piter memproyeksikan, kondisi likuiditas bank kecil akan sedikit membaik ke depannya, setidaknya pada 2020 seiring dengan arah kebijakan Bank Indonesia yang lebih longgar mengikuti kebijakan bank sentral global.

Namun demikian, imbuh Piter, perlambatan ekonomi global membuat perekonomian nasional tetap penuh risiko sehingga pemulihan pertumbuhan kredit menjadi tidak mudah. 

"Kelonggaran likuiditas justru menjadi tantangan karena harus diimbangi dengan penyaluran kredit yang sangat hati-hati. Tapi, setidaknya tekanan bank kecil ditahun 2020 menurut saya menjadi sedikit lebih ringan," katanya.

KENAIKAN NPL

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II dengan modal inti di bawah Rp5 triliun, mencatat rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) di level 3,53% per Juni 2019. Meski lebih rendah dari bulan sebelumnya, angka ini meningkat dari Desember 2018 yang tercatat 3,18%.

Sementara itu, kredit BUKU II tercatat tumbuh 3,50% secara year-to-date (ytd) pada Juni 2019. Meskipun begitu, pertumbuhan ini terbilang cukup positif setelah mengalami tahun berat pada 2018, karena pertumbuhan kredit BUKU II per Juni 2019 tercatat turun 2,70% ytd.

Di samping itu, BUKU I dengan modal inti di bawah Rp1 triliun, mencatat penyaluran kredit yang menurun signifikan. Kredit BUKU I tercatat turun 3,50% ytd per Juni 2019. Rasio NPL BUKU I tercatat di level 2,90% per Juni 2019.

Rasio kredit bermasalah bank kecil lebih tinggi dari bank besar. Per Juni 2019, rasio NPL BUKU III dan BUKU IV masing-masing 2,58% dan 2,19%

Direktur PT Bank CTBC Indonesia Liliana Tanadi mengakui, rasio NPL perseroan mengalami kenaikan karena penurunan laju kredit sehingga pembagi mengecil. “Kondisi kredit masih mengalami tekanan sampai Agustus 2019. Loan masih turun, sehingga rasio NPL sedikit naik, tapi sebenarnya tidak ada peningkatan kredit macet,” katanya kepada Bisnis, Sabtu (22/9/2019).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper