Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk. (CCBI) mengantongi restu pemegang saham untuk menerbitkan saham baru. Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada pekan lalu 100% menyetujui rencana tersebut.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Selasa (15/10/2019), CCBI hendak meningkatkan modal dasar perseroan dari Rp2,6 triliun menjadi Rp6 triliun. Hal ini akan dilakukan dengan menerbitkan 32 miliar saham baru dengan nominal Rp100 melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) V.
Sebelumnya Sekretaris Perusahaan CCBI Andreas Basuki mengatakan bahwa target penghimpunan dana segar dari PUT V senilai Rp3,2 triliun. Pemegang saham akan diberikan hak memesen efek terlebih dahulu (HMETD).
Pemegang saham yang tidak mengambil haknya, akan terdilusi dengan jumlah keseluruhan paling banyak 65,8%. Per Juni 2019, China Construction Bank Corporation dan Johnny Wiraatmadja merupakan pemegang saham pengendali dengan kepemilikan masing-masing, 60,00% dan 21,32%. Kiki Hamidjaja dan publik, melalui pasar modal, memiliki 5,21% dan 13,47%.
Andreas juga menjelaskan bahwa dana segar akan diserap bank untuk meningkatkan modal inti perusahaan untuk naik kelas menjadi bank umum kelompok usaha (BUKU) III. Per Juni 2019 modal inti CCBI sebesar Rp2,09 triliun.
Selain itu saham baru yang diserap juga guna memastikan rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) atau capital adequacy ratio (CAR). Per Juni 2019, rasio KPMM bank sebesar 17,48%, naik dari Juni 2018 sebesar15,73%.
Adapun PT Bank Bank China Construction Bank Indonesia Tbk. merupakan satu-satunya bank China yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Bank ini merupakan hasil merger antara PT Bank Windu Kentjana International Tbk. dan PT Bank Antardaerah pada 2016.