Bisnis.com, JAKARTA - Samuel Tsien tengah menapaki tahun ke delapan sebagai chief executive officer di Oversea-Chinese Banking Corp. Dia mengisyaratkan bahwa dirinya lebih menyukai kandidat internal daripada kandidat eksternal untuk menggantikannya.
"Kami memiliki kandidat internal yang merupakan kandidat kuat, yang telah bergerak dalam fungsi yang berbeda, yang dapat mengambil alih bank jika diperlukan," kata Tsien dalam sebuah wawancara Bloomberg, Selasa (26/11/2019).
Tsien kelahiran Shanghai ini, dikenal karena mampu mengejar target akuisisi yang menyebabkan ekspansi pemberi pinjaman Singapura di Hong Kong dan menjadikannya bank swasta top ke-10 di Asia.
Adapun, Suite eksekutif bank termasuk Chief Operating Officer Ching Wei Hong, 60, dan Chief Financial Officer Darren Tan, 49, keduanya dipromosikan sekitar waktu yang sama ketika Tsien diangkat menjadi CEO.
Pendahulu Tsien, David Conner, menghabiskan 10 tahun di pos tersebut setelah sebelumnya bekerja di Citigroup Inc.
Di bawah kepemimpinan Tsien, OCBC menghabiskan US$5 miliar pada tahun 2014 untuk mengambil alih Wing Hang Bank di Hong Kong.
Dua tahun kemudian, perusahaan itu membeli operasi kekayaan Barclays Plc di Singapura dan Hong Kong, membantu OCBC's Bank of Singapore menjadi bank swasta terbesar keenam berdasarkan aset di Asia kecuali China.
Baru-baru ini, OCBC sedang mempertimbangkan tawaran untuk PT Bank Permata Tbk. yang berbasis di Jakarta. Langkah ini dilakukan agar dapat membuatnya menjadi pemberi pinjaman terbesar kelima di Indonesia berdasarkan aset.
Namun, aksi korporasi ini berpotensi gagal setelah menganggap Permata tidak cocok, orang-orang yang mengetahui masalah ini mengatakan awal bulan ini.
Tsien menolak berkomentar tentang transaksi spesifik. Meskipun demikian, Indonesia tetap menjadi pasar yang sangat menarik bagi perseroan. “Kami melihat peluang di luar pertumbuhan organik, selama peluang itu melengkapi strategi kami,” katanya.
Potensi untuk akuisisi lebih lanjut adalah salah faktor yang cukup membebani saham OCBC dewasa ini. Saham perseroan telah jatuh lebih dari 2% tahun ini, dibandingkan kenaikan di DBS dan UOB.
Lebih lanjut, Tsien juga memiliki ambisi untuk mengembangkan asuransi yang dianggap OCBC sebagai pilar ketiga bersama perbankan dan manajemen kekayaan.
Cabang asuransi Great Eastern Holdings Ltd. sudah mapan di Singapura dan Malaysia, Tsien berpendapat memiliki ruang lebih banyak untuk tumbuhan di Indonesia dan Cina Besar.
Tahun lalu, Great Eastern membeli PT QBE General Insurance seharga US$28 juta di Indonesia, dan Tsien mengatakan ia akan mencari peluang lain untuk tumbuh, termasuk akuisisi.
Di Hong Kong, bank memiliki 33% saham di Hong Kong Life Insurance Ltd., yang diputuskan untuk tidak dijual tahun lalu.
Ditanya tentang efek protes Hong Kong terhadap bisnis, Tsien mengatakan dia belum melihat aliran besar aset kekayaan dari kota ke Singapura.
Namun, arus perdagangan dapat melewati Hong Kong untuk sementara waktu dan datang langsung.
"Saya pikir investasi domestik Hong Kong mungkin akan memakan waktu beberapa tahun bagi mereka untuk kembali ke tingkat sebelumnya. Prospek jangka menengah kami untuk Hong Kong dan untuk wilayah itu terus menjadi positif," ujarnya.