Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank OCBC NISP Tbk. (OCBC) mengungkap persaingan industri bank dalam menyalurkan kredit korporasi. Sepanjang paruh pertama 2025, kredit korporasi tumbuh 10,6% year on year (YoY) menjadi Rp4.373,4 triliun.
Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja mengatakan kredit korporasi OCBC dalam periode ini juga meningkat, meskipun terjadi persaingan ketat antar bank.
"Kita juga masih tumbuh, yang kami tumbuh itu masih kredit korporasi sama komersial, itu masih tumbuh, tapi memang take over [persaingan] antar bank-bank juga [ketat]," kata Parwati dalam media visit di kantor Bisnis Indonesia, Jakarta, Senin (4/8/2025).
Meskipun masih mencatat pertumbuhan positif, kinerja kredit korporasi industri perbankan per Juni 2025 ini sebenarnya melambat usai per bulan sebelumnya tumbuh 11,6% YoY. Parwati mengatakan hal ini disebabkan oleh kondisi makro dan ketidakpastian ekonomi yang menghambat permintaan kredit.
"Kondisi makro. Korporasi ini yang tadinya mau ekspansi, mereka lihat dulu. Karena ini sangat tidak biasa untuk kondisi geopolitik dan makroekonomi, itu sangat tidak biasa. Jadi, mereka tidak membatalkan, tapi mereka masih menahan diri untuk disegerakan [mengajukan kredit] apa tidak," ujarnya.
Apabila merujuk data industri, pertumbuhan kredit perbankan Tanah Air hingga Juni 2025 masih ditopang oleh debitur korporasi yang mencatatkan pertumbuhan dua digit.
Baca Juga
Sebaliknya, pertumbuhan kredit untuk debitur perorangan tercatat tumbuh sebesar 4,2% YoY menjadi Rp3.518,3 triliun, meningkat tipis dari pertumbuhan 4% YoY pada Mei 2025. Secara total, penyaluran kredit perbankan mencapai Rp7.956,4 triliun atau tumbuh 7,6% YoY dalam paruh pertama 2025.
Dalam persaingan pasar yang semakin ketat di segmen kredit korporasi, Parwati menegaskan posisi OCBC adalah tetap mempertahankan kesehatan jangka panjang portofolio perusahaan.
"Sama saja [strateginya]. Maksudnya, kami tidak akan bisa memberikan bunga termurah atau saldo pinjaman yang paling besar. Kami menyesuaikan kebutuhan, karena kami ingin sustainable. Pasti bungapun kami sesuai dengan pasar," tegasnya.
Adapun dalam semester I/2025 OCBC mencatatkan kinerja keuangan yang solid. Perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp2,57 triliun, tumbuh 7% YoY dibanding laba bersih periode semester I/2024 sebesar Rp2,39 triliun.
Pertumbuhan tersebut didukung oleh jumlah pendapatan yang meningkat sebesar 14% YoY. Dana pihak ketiga (DPK) meningkat 9% YoY menjadi Rp216,28 triliun, sedangkan kredit yang diberikan tumbuh 2% YoY menjadi Rp166,34 triliun.
Pada periode yang sama, likuiditas dan permodalan OCBC NISP terjaga dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 267% dan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 23,6%, jauh di atas ketentuan minimum regulator.