Bisnis.com, JAKARTA — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) menjanjikan imbal hasil investasi dana peserta di atas rata-rata deposito bank pemerintah plus 1%.
Agus Susanto, Direktur Utama BP Jamsostek menuturkan pihaknya tidak terpengaruh dengan kondisi pasar keuangan yang tidak stabil dalam beberapa waktu terakhir.
Dengan kebijakan investasi yang proper, target yang ditetapkan pemerintah dipastikan terlewati.
"Kami melaporkan jumlah dana yang terkumpul milik dari peserta ini per Oktober [2019 sebesar] Rp413 triliun yang tentunya diinvestasikan di instrumen sesuai dengan ketentuan perundang-undangan," kata Agus di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Untuk diketahui, Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan empat kali sepanjang 2019 akibat pasar keuangan bergolak. Langkah gunting bunga acuan itu membuat suku bunga acuan bertengger pada titik 5% dari sebelumnya 6%.
Sedangkan bank pemerintah berdasarkan data Bank Indonesia per 10 Desember 2019 menetapkan suku bunga deposito satu tahun sebesar 4,5% untuk Bank Mandiri, 5,3% untuk BNI; 5,8% di BRI, dan 5,9 % di BTN atau jika dirata-ratakan sebesar 5,37%.
Agus memastikan imbal hasil yang akan diberikan kepada peserta di atas 6,37%.
"83% itu kita investasikan di government related. Jadi instrumen yang berhubungan dengan pemerintah," katanya.
Agus menyebutkan investasi yang terkait pemerintah ini seperti deposito di bank pembangunan daerah, deposito di bank BUMN hingga penempatan dalam surat utang negara.
"Sekitar Rp390 triliun itu digunakan menggerakkan roda-roda pemerintah dan menggerakkan perekonomian nasional," katanya.
Lebih lanjut, Agus yang sebelumnya merupakan bankir di CIMB Niaga itu menyebutkan pihaknya tengah mengajukan revisi PP 55 Tahun 2015 tentang investasi. Dalam draf revisi, pihaknya mengajukan penempatan investasi langsung bisa melonjak menjadi 5 persen dari saat ini 1 persen.