Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disebut Investasi Paling Aman, Apa Bedanya Investasi Emas Fisik dan Tabungan Emas Digital?

Baik investasi emas fisik maupun tabungan emas secara digital memiliki kelebihan masing-masing.
Karyawan menunjukan logam mulia di Butik Emas Antam, Jakarta, Selasa (11/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan menunjukan logam mulia di Butik Emas Antam, Jakarta, Selasa (11/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Emas menjadi salah satu instrumen investasi yang digandrungi berbagai kalangan karena kemudahan dan nilainya yang relatif terjaga. Jika dahulu investasi emas terbatas pada kepemilikan fisik, kini investasi emas bisa dilakukan secara nonfisik lewat produk tabungan emas.

Lantas, apa perbedaanya?

Dua cara investasi emas yang paling populer di berbagai kalangan, baik tua atau muda, masyarakat perkotaan atau pedesaan, kelas menengah atas atau menengah bawah, adalah melalui emas berbentuk fisik dan tabungan emas digital.

Selain itu, investasi emas juga bisa dilakukan lewat kepemilikan surat berharga seperti Exchange Traded Fund (ETF) emas. Kepemilikan saham dari perusahaan produsen emas pun bisa menjadi alternatif. Boleh dibilang, dua cara ini termasuk jenis investasi emas secara tidak langsung.

Secara prinsip, kedua cara investasi emas fisik maupun nonfisik bisa memberikan keuntungan. Tetapi terdapat sejumlah perbedaan yang harus dicermati, termasuk saat hendak memutuskan akan berinvestasi emas dalam bentuk apa.

Berdasarkan berbagai sumber yang diolah Bisnis, beriktu perbedaan investasi emas fisik dan nonfisik :

1. Nilai Pembelian

Perbedaan paling utama dari cara investasi emas fisik dan non fisik adalah nilai pembeliannya. Pembelian emas fisik akan mengacu kepada berat cetakan emas yang tersedia sedangkan emas digital dapat dibeli dengan nominal berapapun.

Pembelian emas fisik, seperti di Antam dapat dilakukan dengan satuan terkecil 0,5 gram, berlanjut ke 1 gram, 2 gram, 3 gram, 10 gram, dan 25 gram. Adapun, berdasarkan informasi Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga emas hari ini menetap di harga Rp926.000 per gram.

Pembelian emas digital dapat dilakukan dengan nominal berapapun karena tidak terpaku dengan berat cetakan emas, tetapi biasanya terdapat nominal pembelian minimal. Tabungan emas digital di PT Pegadaian (Persero) misalnya, pembelian minimal dipatok sebesar Rp50.000.

2. Waktu Pembelian

Perbedaan lainnya yakni waktu pembelian, di mana pembelian emas digital dapat dilakukan lebih sering dibandingkan dengan emas fisik. Pembelian yang dapat dilakukan dengan nominal berapapun membuat masyarakat bisa menabung emas digital berulang kali.

Masyarakat bisa mengatur rencana pembelian emas digital, misalnya menabung Rp100.000 setiap minggunya atau mengalokasikan Rp50.000 untuk dibelikan emas digital setiap tiga hari. Hal tersebut berbeda dengan pembelian emas fisik yang biasanya berlangsung dalam periode lebih lama.

3. Biaya Penyimpanan

Perbedaan lainnya yakni beban biaya penyimpanan emas. Jika masyarakat membeli emas fisik dan kemudian dititipkan di perusahaan tempat membeli emas tersebut, terdapat biaya penitipan emas.

Biaya itu akan mencakup proteksi terhadap emas yang melindunginya dari berbagai risiko, seperti kehilangan, kebakaran, atau kerusakan. Masyarakat bisa menyimpan sendiri emas yang dibelinya dan tak perlu mengeluarkan biaya penitipan, tetapi dengan risiko yang ditanggung masing-masing.

Tabungan emas digital pun memiliki biaya penyimpanan seperti halnya penitipan emas fisik. Pegadaian membanderol biaya penitipan tabungan emas digital Rp30.000 per tahun, dengan biaya penitipan pada tahun pertama gratis.

Selain itu, terdapat biaya 'tersembunyi' lain dari tabungan emas digital, yakni saldo mengendap yang tidak bisa dicairkan. Pegadaian misalnya, menetapkan saldo mengendap itu sebesar 0,1 gram.

Untuk diketahui, emas tergolong aset aman aman atau safe haven karena sifatnya yang bisa melindungi dari inflasi dan penurunan nilai mata uang. Tak ayal, logam mulia ini menjadi instrumen investasi yang cukup mengakar di kalangan masyarakat ketimbang instrumen lainnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper