Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukopin (BBKP) Siap Rights Issue, Dirut Pastikan Tidak Ada Masalah Antara Pemegang Saham

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan pernyataan efektif atas Penawaran Umum Terbatas (PUT) V Bank Bukopin.
Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk. (BBKP) Rivan A. Purwantono (kiri) berbincang dengan Komisaris Utama Mustafa Abubakar seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPPST) di Jakarta, Kamis (18/6). RUPST tersebut menyetujui pengangkatan  Rivan A. Purwantono sebagai Direktur Utama menggantikan Eko Rachmansyah Gindo. Bisnis/Abdullah Azzamn
Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk. (BBKP) Rivan A. Purwantono (kiri) berbincang dengan Komisaris Utama Mustafa Abubakar seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPPST) di Jakarta, Kamis (18/6). RUPST tersebut menyetujui pengangkatan Rivan A. Purwantono sebagai Direktur Utama menggantikan Eko Rachmansyah Gindo. Bisnis/Abdullah Azzamn

Bisnis.com, JAKARTA — Rencana penyuntikan modal pada PT Bank Bukopin Tbk. kini siap direalisasikan setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan pernyataan efektif atas Penawaran Umum Terbatas (PUT) V Bank Bukopin.

Pernyataan efektif OJK tersebut juga memperjelas skema penyuntikan modal Bukopin yang akhirnya dipilih, yakni tetap berupa penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PM HMETD) atau rights issue.

Direktur Utama Bank Bukopin Rivan Purwantono memastikan tidak ada ketegangan dan permasalahan di antara pemegang saham. Perseroan pun telah menerbitkan prospektus hari ini yang juga menegaskan dukungan setiap pemangku kepentingan atas rencana rights issue tersebut.

“Kami tentunya tidak akan menerbitkan prospektus jika antara setiap pemegang saham tidak mendukung,” katanya kepada Bisnis, Selasa (30/6).

Bukopin sebelumnya telah memperoleh persetujuan pemegang saham atas rencana aksi korporasi tersebut melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 24 Oktober 2019. Prospektus awal pun sudah terbit pada akhir 2019 lalu, tetapi prosesnya terus tertunda.

Dalam siaran persnya kemarin, manajemen emiten berkode saham BBKP ini mengungkapkan proses rights issue akan dilanjutkan dengan kesiapan kedua pemegang saham utama perseroan, yakni PT Bosowa Corporindo dan KB Kookmin Bank untuk melaksanakan haknya.

Keduanya sama-sama telah menyetor dana dalam rekening penampung. Hanya saja, Kookmin juga menyatakan kesiapan untuk menjadi pembeli siaga atas hak yang tidak ditebus oleh pemegang saham lainnya.

Jumlah saham yang akan diterbitkan mencapai 4,66 miliar atau 40% dari jumlah saham beredar saat ini. Dengan rasio itu, setiap pemegang 5 saham lama, berhak untuk menebus 2 saham baru. Harga pelaksanaannya adalah Rp180 per saham.

Dengan perannya sebagai pembeli siaga dalam PUT V ini, Kookmin dapat menjadi pemegang saham terbesar emiten berkode saham BBKP tersebut sampai dengan 37,6% apabila pemegang saham lainnya selain Bosowa tidak mengeksekusi haknya.

Berdasarkan informasi PM HMETD yang diterbitkan BBKP, perseroan berpotensi menyerap dana Rp839 miliar apabila pemegang saham mengeksekusi seluruh haknya.

Adapun, proses penyuntikan modal BBKP cukup berbelit dan memanas bulan lalu, terutama karena perbedaan pendapat antara para pemangku kepentingannya.

Polemik antara lain mencakup peralihan status pemegang saham pengendali (PSP), kesepakatan harga pelaksanaan rights issue, dan porsi kepemilikan saham pemengang saham utama.

Bosowa mendapatkan surat perintah tertulis dari OJK bertanggal 10 Juni 2020, yang isinya melarang Bosowa untuk melakukan tindakan yang menghalangi masuknya investor lain dalam rangka penyelesaian masalah likuiditas BBKP.

Pada 24 Juni 2020, seluruh pemangku kepentingan melakukan rapat untuk membahas kelanjutan penguatan modal BBKP. Dalam rapat itu, Bosowa menyatakan mendukung Kookmin menjadi PSP Bukopin.

Rapat tersebut lantas membahas alternatif solusi agar Kookmin dapat menjadi pemegang saham mayoritas BBKP, yakni antara melalui rights issue atau private placement (penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu/ PMT HMETD).

Dengan skema rights issue, kepemilikan Kookmin berpotensi tidak mencapai 37,7% jika pemegang saham lainnya ikut mengeksekusi haknya.

Bila memilih skema private placement, Kookmin bisa mendapatkan saham hingga 67%, tetapi butuh RUPS LB untuk persetujuannya. Hal ini akan membutuhkan waktu lebih lama dan akan dipertanyakan oleh pemegang saham minoritas, padahal BBKP butuh dana segar dalam waktu segera.

SIKAP BOSOWA

Dua hari berselang, Bosowa mendapatkan surat dari OJK yang isinya mengingatkan Bosowa terhadap komitmennya untuk membantu menjaga dan meningkatkan kepercayaan nasabah. Namun, dengan adanya pernyataan efektif OJK, kelanjutan proses penyuntikan modal BBKP menjadi terang.

Presiden Komisaris Bosowa Corporation Erwin Aksa menegaskan bahwa Bosowa akan tetap mengambil haknya dalam rights issue tersebut sesuai dengan porsi saham yang dimilikinya.

“Bosowa hanya mau exercise haknya saja,” katanya.

Erwin membantah kabar yang beredar sebelumnya bahwa mekanisme penyuntikan modal ke dalam Bukopin adalah private placement oleh KB Kookmin Bank.

Hal tersebut sekaligus mengoreksi pemberitaan Bisnis kemarin tentang surat dukungan Bosowa kepada Kookmin untuk menjadi pembeli tunggal melalui private placement atas emisi saham baru BBKP hingga memiliki 67% saham BBKP.

Erwin mengatakan, surat tersebut disusun oleh Kookmin untuk ditandatangani Bosowa. Namun, sampai saat ini, Bosowa masih belum menandatangani surat itu.

Adapun, pemegang saham BBKP lainnya tidak banyak berkomentar terkait polemik tersebut. Kementerian BUMN yang mewakili pemerintah sebagai pemegang saham BBKP lainnya, memutuskan tetap mengutamakan pihak swasta untuk memperkuat bank tersebut.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper