Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK: Premi Asuransi Kesehatan terus Meningkat, Ini Resepnya

OJK menilai bahwa pandemi Covid-19 sebagai masalah kesehatan membuat masyarakat pun mengkhawatirkan semakin tingginya risiko kesehatan itu.
Kepala Eksekutif Bidang Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) dan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riswinandi (tengah) bersama Kepala Departmen Pengawasan IKNB (Asuransi, Dapen) Ahmad Nasrullah (kanan) dan Deputi Komisioner Pengawas IKNB I OJK Anggar B Nurani (kiri) memberikan penjelasan kepada media di Jakarta, Senin (24/2/2020). Acara tersebut membahas update soal perkembangan industri keuangan Non-Bank dan reformasi IKNB. Bisnis/Hendri Tri Widi Asworo
Kepala Eksekutif Bidang Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) dan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riswinandi (tengah) bersama Kepala Departmen Pengawasan IKNB (Asuransi, Dapen) Ahmad Nasrullah (kanan) dan Deputi Komisioner Pengawas IKNB I OJK Anggar B Nurani (kiri) memberikan penjelasan kepada media di Jakarta, Senin (24/2/2020). Acara tersebut membahas update soal perkembangan industri keuangan Non-Bank dan reformasi IKNB. Bisnis/Hendri Tri Widi Asworo

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan atau OJK menyatakan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan risiko kesehatan oleh asuransi terus meningkat selama masa pandemi virus corona, seiring tumbuhnya premi asuransi kesehatan.

Anggota Dewan Komisioner merangkap Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Riswinandi menilai bahwa pandemi Covid-19 sebagai masalah kesehatan membuat masyarakat pun mengkhawatirkan semakin tingginya risiko kesehatan itu. Masyarakat pun memilih asuransi sebagai salah satu tempat untuk memitigasi risiko itu.

"Awareness lebih tinggi terhadap pengelolaan kesehatan tercermin dari data premi asuransi kesehatan yang masih mengalami kenaikan 13,2% year-on-year [yoy] pada Agustus 2020, walaupun akumulasi premi asuransi secara agregat masih mengalami penurunan 6,1%," ujar Riswinandi pada Jumat (9/10/2020).

Merujuk kepada data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), perolehan premi asuransi umum pada semester I/2020 tercatat senilai Rp37,6 triliun. Jumlah tersebut menurun 6,1% (yoy) dibandingkan dengan perolehan premi semester I/2019 senilai Rp40,04 triliun.

Berdasarkan data semester I/2020 itu, lini bisnis asuransi kecelakaan diri (personal accident) yang salah satunya mencakup asuransi kesehatan membukukan premi Rp4,15 triliun. Jumlah itu tumbuh 15,6% (yoy) dari posisi semester I/2019 dengan premi senilai Rp3,59 triliun.

Produk asuransi kesehatan dijual oleh perusahaan asuransi umum dan asuransi jiwa, tetapi industri asuransi jiwa tidak mempublikasikan data khusus terkait kinerja kuartalan dan semesteran dari lini bisnis tersebut. Adapun, secara industri, kinerja asuransi jiwa masih tertekan pada paruh pertama tahun ini.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), industri itu membukukan pendapatan premi Rp88,02 triliun atau menurun 2,5% (yoy) dari semester I/2019 senilai Rp90,25 triliun. Kedua jenis premi industri asuransi jiwa mencatatkan penurunan kinerja.

Perolehan premi baru semester I/2020 senilai Rp53,12 triliun tercatat turun 2,7% (yoy) dibandingkan dengan semester I/2019 senilai Rp54,56 triliun. Adapun, pada semester I/2020 perolehan premi lanjutan tercatat senilai Rp34,91 triliun atau turun 2,2% (yoy) dari semester I/2019 senilai Rp35,68 triliun.

Riswinandi menilai bahwa industri asuransi harus gencar mengampanyekan pentingnya upaya pencegahan penyebaran virus corona dan mitigasi risikonya. Hal tersebut karena asuransi merupakan pihak yang paling memahami pengendalian risiko finansial.

"Sebagai pihak yang memahami seluk beluk pengendalian risiko, industri asuransi harus bisa memberikan contoh. Perlu mengambil pelajaran dari negara lain, kolaborasi seluruh stakeholder merupakan kunci utama untuk mengendalikan penyebaran wabah," ujar Riswinandi.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper