Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Mulai Membaik, Obligasi Multifinance Layak Dilirik Lagi

Berdasarkan data OJK per September 2020, pendanaan multifinance dari penerbitan surat berharga senilai Rp60,7 triliun.
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan atau multifinance boleh mulai percaya diri memanfaatkan surat utang dalam meraup pendanaan, menilik sentimen pasar terhadap industri mulai pulih berkat perbaikan kinerja pada kuartal III/2020.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengungkap bahwa pekerjaan rumah berupa memperbaiki tingkat nonperforming financing (NPF), serta menekan biaya operasional, merupakan modal untuk menghadapi 2021.

Sementara itu, pemulihan dari sisi penjualan dan pendapatan operasional, sangat bergantung terhadap kondisi perekonomian, daya beli masyarakat, serta kondisi akibat pandemi Covid-19.

Padahal dalam waktu bersamaan, pendanaan multifinance pada periode mendatang berpotensi semakin sulit didapat, menilik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperpanjang masa restrukturisasi perbankan hingga Maret 2022.

"Padahal, kita tahu 80 persen pendanaan kami dari perbankan. Maka, masing-masing perusahaan pembiayaan harus bisa menakar kondisinya, dan mulai merencanakan opsi-opsi funding untuk periode mendatang, apabila nantinya perbankan betul-betul menahan diri," jelasnya ketika dikonfirmasi Bisnis, Kamis (5/11/2020).

Berdasarkan data OJK per September 2020, dari total pendanaan yang diterima multifinance sebesar Rp294,4 triliun, dominasi terbesar masih diraih pendanaan bank dalam negeri sebesar Rp138,9 triliun.

Disusul pendanaan dari bank luar negeri Rp88,3 triliun, dan pendanaan dari penerbitan surat berharga Rp60,7 triliun. Sisanya, dari lembaga keuangan bukan bank dan pendanaan lembaga lain, baik dalam maupun luar negeri.

Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Danan Dito mengungkap multifinance boleh kembali optimistis untuk kembali mencari pendanaan lewat surat utang.

Menurutnya, sebagai salah satu sektor yang sempat masuk daftar 'tak dilirik' pasar akibat begitu terdampak pandemi, kini sentimen buat multifinance berangsur-angsur membaik.

"Memang tadinya multifinance itu masuk kategori sangat berisiko. Itulah kenapa pada April, Mei, dan Juni kemarin ada yang rating maupun outlook-nya turun. Namun, pada kuartal III/2020 ini terbilang terjaga. Terutama, tentu yang punya perbankan atau grup [korporasi] besar di baliknya," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (4/11).

Dito menerangkan bahwa Pefindo menilai pulihnya sentimen pasar terhadap multifinance merupakan dampak dari bangkitnya pembiayaan baru walaupun bertahap, diiringi upaya collection yang masif, serta strategi yang baik dalam melunasi utang jatuh tempo.

Terlebih, dalam penerbitan surat utang secara nasional hingga September 2020 yang mencapai Rp69,37 triliun, industri multifinance masih merupakan sektor dengan penerbitan terbesar mencapai Rp10,85 triliun.

Terbagi dalam penerbitan obligasi Rp10,47 triliun, medium term notes (MTN) Rp168,2 miliar, dan sukuk Rp215 miliar.

"Secara finansial, multifinance memang jeblok. Terdampak bagian profitabilitas, berkurangnya arus kas dari restrukturisasi, kenaikan biaya pencadangan, dan bagaimana mempertahankan likuiditas. Namun, ke depan kami lihat akan membaik, aman, terutama buat yang ratingnya masih tinggi," tambahnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper