Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Bakal Rilis Aturan Baru Fintech P2P Lending, Termasuk Modal Minimum Rp15 Miliar

OJK mengungkap bahwa salah satu alasan kenapa regulasi untuk fintech bakal terus bertambah, yaitu untuk menghindari regulatory arbitrage.
Karyawan berada di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan berada di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menggodok aturan baru terkait penyelenggaraan teknologi finansial peer-to-peer lending (fintech lending).

Hal ini terungkap dalam permintaan tanggapan OJK atas draft Rencana Peraturan OJK tentang Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi kepada asosiasi terkait dan masyarakat umum pada pertengahan November 2020.

Terkini, perkembangan atas draft tersebut masih dalam rangka pengumpulan tanggapan, yang selambat-lambatnya dikirimkan 25 November 2020 melalui surat tertulis dan email kepada Dwintari ([email protected]).

Imansyah, Deputi Komisioner OJK Institute dan Keuangan Digital mengungkap bahwa salah satu alasan kenapa regulasi untuk fintech bakal terus bertambah, yaitu untuk menghindari regulatory arbitrage.

"Karena bagaimana pun saya selalu diskusi dengan teman-teman, ada dua pikiran utama. Ada yang biarkan, let the market jadi pengatur konteks fintech. Tapi ada juga yang mengatakan kita perlu aturan supaya jelas mana fintech yang betul-betul baik, mana yang abal-abal," ujarnya dalam dalam diskusi virtual Investree Conference 2020, Jumat (20/11/2020).

Oleh sebab itu, Imansyah menjelaskan bahwa otoritas hingga kini masih mengambil posisi tengah, yang utamanya memastikan stabilitas layanan keuangan.

"Kita berharap kalau ada regulasi yang dikeluarkan, maka tujuannya adalah meminimalisir regulatory arbitrage di industri keuangan kita. Karena kita tahu, misalnya perbankan itu highly regulated, tapi di sisi lain ada yang bisnisnya mirip tapi punya regulasi yang lebih ringan. Jadi konsep same activity same regulation itu masih kita diskusikan," tambahnya.

Sekadar informasi, terdapat beberapa aturan baru terkait fintech lending dalam beleid RPOJK tersebut. Dalam Pasal 4 (1), penyelenggara fintech lending wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp15 miliar pada saat perizinan, nilai itu meningkat dibandingkan ketentuan sebelumnya sebesar Rp2,5 miliar.

Selain itu, terdapat batas maksimum total pemberian pinjaman dana sebesar Rp2 miliar tetap, namun dalam Pasal 7 ayat 3 dan 4, terdapat aturan tambahan. Yaitu, batasan pemberian pendanaan oleh setiap Pemberi Dana dan afiliasinya paling banyak sebesar 25 persen dari total pendanaan yang belum dilunasi (outstanding) tahunan pada saat melakukan pendanaan.

Serta, batasan pemberian pendanaan oleh pemegang saham dan afiliasinya paling banyak sebesar 25 persen dari total pendanaan yang belum dilunasi (outstanding) tahunan pada saat melakukan pendanaan.

Dalam bab tata kelola perusahaan, penyelenggara fintech lending wajib memiliki paling sedikit 3 anggota Direksi. Naik dari aturan sebelumnya yang hanya mewajibkan satu direksi. Separuh dari jumlah anggota Direksi wajib memiliki pengalaman paling sedikit 2 tahun pada tingkat manajerial di industri jasa keuangan.

Selain itu, penyelenggara wajib memiliki paling sedikit 3 anggota Dewan Komisaris yang separuhnya memiliki pengalaman paling sedikit 2 tahun pada tingkat manajerial.

Beleid RPOJK ini juga menambahkan aturanyang sebelumnya belum ada, yaitu pada Pasal 38 (2) mewajibkan penyelenggara memberikan pendanaan kepada sektor produktif paling sedikit 40 persen dari outstanding pembiayaan secara bertahap dengan batas maksimal tiga tahun mendatang.

Serta, pada Pasal 38 (4), jumlah pendanaan di luar Jawa sebagaimana dimaksud pada ditetapkan paling sedikit 25 persen dari total pendanaan yang belum dilunasi (outstanding) secara tahunan, yang bertahap dengan batas hingga tiga tahun mendatang.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper