Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap meminta perbankan menjaga upaya mitigasi risikonya pada tahun ini. Meski geliat ekonomi telah mulai terlihat, ketidakpastian masih cukup tinggi.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo mengatakan tahun baru mulai dilihat sebagai momentum perbaikan kinerja bagi bank-bank yang selama tahun lalu kinerjanya cukup tertekan.
Namun, optimalisasi mitigasi risiko perlu dilakukan, terutama kredit dan operasional seiring banyaknya restrukturisasi karena Covid-19.
"Intinya mitigasi risiko terutama untuk kredit restrukturisasi karena pandemi. Perbankan pun perlu membangun model bisnis dengan appetite yang dapat dikontrol serta relevan dengan situasi dan kondisi saat ini new normal seoptimal mungkin dapat mendorong pertumbuhan ekonomi," katanya kepada Bisnis, Jumat (1/3/2020).
Hingga 30 November, total kredit restrukturisasi Covid-19 mencapai Rp951,2 triliun dari sekitar 7,53 juta debitur di perbankan yang terdiri dari 5,80 juta debitur UKM dengan nilai Rp382 triliun dan 1,73 juta debitur nonUKM dengan nilai Rp569,2 triliun.
Dia luar itu, Slamet juga menyampaikan perkembangan digital yang akan semakin pesat pada tahun ini.
Dia berharap perbankan ikut meningkatkan kapasitas digitalnya untuk menjawab bisnis transaksi yang lebih tinggi, sekaligus pengembangan bisnis digital banking lain yang belum optimal.
Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo menambahkan OJK menyambut baik kebijakan Pemerintah yang menaikkan plafond KUR sehingga diharapkan permintaan kredit juga bisa semakin meningkat, khususnya sektor yang memiliki prospek positif di tengah pandemi.
Selain itu, tentu dalam mendongkrak pertumbuhan kredit, diharapkan ada program nasional yang dapat menyerap tenaga kerja. Misalkan ada replanting kelapa sawit yang sejalan dengan program pemerintah sehingga petani sawit bisa lebih bergairah.
"Dalam beberapa kesempatan, saat ini OJK sedang melakukan asesmen Rencana Bisnis Bank dikaitkan dengan pertumbuhan kredit untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang direncanakan. Tetapi usaha ini harus aca extraordinary dan concerted effort dari Pemerintah, OJK, BI dan Pengusaha," imbuhnya.