Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada DP 0 Persen, MTF dan MUF Yakin Pembiayaan Mobil Baru Bakal Moncer

Dua perusahaan pembiayaan (multifinance) anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berharap relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil baru bakal mendongkrak permintaan pembiayaan.
Pengunjung mengamati mobil baru yang dipamerkan di pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/3/2019)./Bisnis-Rachman
Pengunjung mengamati mobil baru yang dipamerkan di pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/3/2019)./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Dua perusahaan pembiayaan (multifinance) anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berharap relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil baru bakal mendongkrak permintaan pembiayaan. 

Bagi PT Mandiri Utama Finance (MUF) yang mengakomodasi pembiayaan roda dua dan empat, baru maupun bekas, penambahan permintaan di segmen mobil baru bisa menutup pengaruh kepada lesunya permintaan kredit kendaraan lainnya.  

Presiden Direktur MUF Stanley Setia Atmadja menjelaskan bila ini terjadi maka kinerja perseroan akan bisa terdongkrak sehingga target MUF bisa tercapai yakni penyaluran pembiayaan sebesar Rp7,9 triliun, dengan komposisi 70,9 persen untuk roda empat dan 29,1 persen untuk roda dua. 

"Sekarang ini [pembiayaan mobil] baru dan bekas MUF itu hampir seimbang. Secara teori relaksasi ini membuat pasar mobil baru akan lebih bergerak dan harusnya berdampak positif ke MUF karena adanya peningkatan permintaan pembiayaan," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (18/2/2021). 

Sekedar informasi, pada 2020 penyaluran MUF hanya mencapai Rp5,8 triliun atau turun dari capaian 2019 yang ditutup menyentuh Rp8,1 triliun. Komposisinya, 74,7 persen roda empat, sementara 25,3 persen roda dua. 

"Dampak negatif mungkin di pasar mobil second-hand, karena pasti harga terkoreksi turun. Untuk itu MUF akan melihat seberapa banyak penurunan nilai dan menyesuaikan nilai pembiayaan ke segmen ini. Tapi tetap semoga nilai keseluruhan [segmen roda empat] sesuai target," tutupnya. 

Adapun, Direktur Sales dan Distribusi PT Mandiri Tunas Finance (MTF) Harjanto Tjitohardjojo menjelaskan segmen yang masuk kategori subdidi PPnBM memang jadi andalan MTF yang memang memiliki fokus pembiayaan segmen kendaraan roda empat baru. 

"Karena kita amati selama pandemi Covid-19, segmen LCGC [low cost green car] di portofolio kita memang turun tipis, ya, dari 29 persen ke 28 persen, sisanya [72 persen] jenis mobil di luar LCGC dan non-fleet," jelasnya. 

Berdasarkan jumlah unit, Harjanto menjelaskan periode 2019 penyaluran ke segmen non-LCGC dan non-fleet mampu mencapai 74 ribu unit, sementara LCGC mencapai 30 ribu unit. Adapun, pada periode 2020 atau era pandemi, penyaluran pembiayaan ke segmen non-LCGC dan non-fleet mampu bertahan di 46 ribu unit, sementara LCGC hanya mencapai 18.000 unit.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan menanggung penuh PPnBM untuk kendaraan di bawah 1.500 cc yang memiliki local content 70 persen. Adapun, harga segmen LCGC tidak terpengaruh karena memang belum dikenakan PPnBM. 

"Kita masih pelajari pengaruh spesifik ke jenis mobil yang terdampak PPnBM. Tapi secara umum, industri otomotif akan lebih tumbuh, pabrik-pabrik, value chain industi juga akan terbantu. Kita [leasing] akan lebih mengantisipasi kerugian akibat jatuhnya harga kendaraan lelang, dan antisipasi dampak psikologis konsumen yang baru mengambil kredit," tambahnya. 

Sekadar informasi, anak usaha BMRI (51 persen) bersama emiten perdagangan otomotif PT Tunas Ridean Tbk. (49 persen) ini mengincar pembiayaan baru di semua lini usahanya mencapai sekitar Rp20 triliun, atau naik sekitar 20 persen dari realisasi 2020 di angka Rp16,7 triliun.

Dengan komposisi penyaluran utama masih di seluruh segmen kendaraan (80 persen), sisanya pembiayaan multiguna atau dana tunai (10 persen), dan pembiayaan alat-alat berat untuk badan usaha (10 persen). 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper