Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potensi Masih Besar, Indef Sebut Dua Tantangan Perbankan Syariah

Potensi pengembangan kinerja perbankan syariah pada akhir tahun cukup tinggi. Namun perbankan syariah juga dihadapkan pada tantangan digitalisasi dan risiko pembiayaan juga masih meningkat.
Ilustrasi lembaga keuangan syariah./Istimewa
Ilustrasi lembaga keuangan syariah./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan kinerja perbankan syariah tergolong cukup baik sepanjang tahun ini. Kendati demikian, beberapa tantangan masih perlu menjadi catatan untuk peningkatan kinerja akhir 2021.

Berdasarkan data OJK, total aset perbankan syariah per Juli 2021 tercatat Rp616,07 triliun, naik 16,4 persen dari periode sama tahun lalu Rp529,06 triliun.

Pembiayaan profit sharing tercatat Rp189,38 triliun, piutang Rp197,43 triliun, dan ijarah Rp7,6 triliun. Adapun, total dana pihak ketiga pun tercatat Rp493,56 triliun, naik 17,9 persen dari periode sama tahun lalu Rp418,15 triliun.

Peneliti ekonomi syariah Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Fauziah Rizki Yuniarti menyampaikan potensi pengembangan kinerja perbankan syariah akhir tahun cukup tinggi.

Terlebih, potensi untuk menghimpun dana murah masyarakat masih cukup kuat seiring dengan keterbatasan spending kalangan menengah ke atas.

"Perbankan Syariah harus memaksimalkan hal tersebut dengan mengembangkan produk yang menarik sehingga bisa menarik likuiditas masyarakat," katanya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (9/10/2021).

Selain punya peran komersial seperti menghimpun dan menyalurkan dana, Fauziah berpendapat bank syariah mampu meningkatkan kinerja sosialnya.

Terlebih hal ini diamanatkan oleh Undang-Undang 21/2008 Perbankan Syariah untuk melakukan peran sosial, yaitu dengan menghimpun dan menyalurkan dana sosial (ziswaf).

Dana ziswaf adalah instrument utama ekonomi syariah dalam menciptakan keadailan sosial, pemeraatan pendapatan, yang ujungnya peningkatan kesejahteraaan ekonomi.

"Potensi dana ziswaf sangat besar potensi zakat mencapai Rp327,6 triliun dan potensi wakaf uang Rp180 triliun, tetapi realisasi pengumpulannya sangat rendah zakat hanya 3 persen atau Rp10 triliun sedangkan pengumpulan wakaf uang hanya 0,04 persen atau Rp850 miliar. Bank Syariah harus ambil peran dalam membantu meningkatkan penghimpunan ini dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyaluran dana sosial tersebut sehingga pemulihan ekonomi bisa lebih cepat tercapai," paparnya.

Kendati demikian, digitaliasi perbankan syariah sejauh ini masih menjadi kendala yang cukup serius di sebagian besar perbankan syariah.

Hal ini pun menjadi tantangan cukup berat di tengah pandemi telah memaksa semua sektor untuk menerapkan digitalisasi.

"Digitalisasi membutuhkan IT infrastruktur yang bagus dimana pembangunan IT infrastruktur bukanlah hal yang murah. Di sisi lain, bank syariah memiliki keterbatasan modal untuk bisa melakukan investasi IT secara masif. Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan platform sharing dengan bank syariah lain," sebutnya.

Di samping itu, risiko pembiayaan juga masih meningkat. Walupun ekonomi sudah mulai membaik meskipun belum ke titik sebelum corona terjadi, tetapi ekonomi belum 100 persen pulih. Ekonomi yang belum pulih pasti berdampak pada risiko kredit meningkat karena ketidakmampuan para pengusaha untuk membayar kredit/pembiayaannya

"Ketidakpastian akhir dari pandemic varian baru corona yang terus hadir meskipun rasio vaksinasi sudah cukup tinggi di Indonesia menjadi tantangan yang dihadapi tak hanya perbankan syariah, tapi juga semua industri/sektor," imbuhnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper