Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ikut Fit & Proper Test, Calon Deputi BI Usulkan Rupiah Digital Masuk dalam RUU Sektor Keuangan

Hal ini disampaikan oleh Asisten Gubernur BI Juda Agung saat menjalankan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) sebagai Calon Deputi Gubernur BI di Komisi XI DPR RI.
Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI) selaku kandidat Deputi Gubernur BI Juda Agung memberikan pemaparan saat menjalani fit and proper test di Komisi XI DPR, kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (7/7/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI) selaku kandidat Deputi Gubernur BI Juda Agung memberikan pemaparan saat menjalani fit and proper test di Komisi XI DPR, kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (7/7/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengusulkan Central Bank Digital Currency (CBDC) atau Rupiah Digital agar masuk dalam RUU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK).

Hal ini disampaikan oleh Asisten Gubernur BI Juda Agung saat menjalankan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) sebagai Calon Deputi Gubernur BI di Komisi XI DPR RI.

Juda menjelaskan, usulan tersebut perlu dilakukan mengingat landasan hukum diperlukan untuk menerbitkan mata uang digital.

Pasalnya, dalam UU No. 7/2011 tentang Mata Uang, hanya dicantumkan definisi uang kertas dan uang logam, belum ada definisi uang digital.

“[Rupiah Digital] perlu landasan hukum, yang menurut hemat kami bisa dimasukkan dalam RUU P2SK,” katanya, Senin (30/11/2021).

Juda menyampaikan, penerbitan CBDC penting terutama untuk menjaga kedaulatan mata uang sebuah negara.

Mata uang digital pun semakin dibutuhkan di tengah peningkatan transaksi digital yang semakin pesat.

“Dengan CBDC, BI tetap bisa menjaga efektifitas kebijakan moneter dan menjaga stabilitas sistem keuangan, serta mendorong inklusi keuangan,” jelasnya.

Juda menambahkan, saat ini BI masih melakukan pendalaman detail dari spesifikasi rupiah digital. Dalam hal ini, terdapat dua opsi pendekatan, direct (one-tier) dan indirect (two-tier).

Dengan pendekatan direct, masyarakat. baik rumah tangga maupun korporasi bisa langsung mendapatkan token CBDC dari bank sentral.

Sementara melalui pendekatan indirect, masyarakat, baik rumah tangga maupun korporasi, akan mendapatkan token CBDC melalui perbankan.

“Menurut kami yang kedua lebih tepat, ini seperti peredaran uang kertas dan uang logam saat ini, jadi bank sentral mengedarkan melalui perbankan dan masyarakat mendapatkan uang kertas dan uang logam dari perbankan tersebut,” kata Juda.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper