Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia Jelaskan Perkembangkan Rupiah Digital, Ungkap 86% Bank Sentral Eksplorasi CBDC

BI mengungkapkan 86% bank sentral dunia tengah mengeksplorasi central bank digital currency (CBDC) berbasis kripto, termasuk di Tanah Air dengan rupiah digital.
Potret uang pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. - Bloomberg/Brent Lewin
Potret uang pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. - Bloomberg/Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 86% bank sentral di dunia menjalankan eksplorasi mata mata uang digital bank sentral atau central bank digital currency (CBDC), termasuk Bank Indonesia (BI). Adapun, progres pengembangan CBDC atau rupiah digital oleh BI saat ini masih dalam tahap eksperimen.

Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Agung Bayu Purwoko mengatakan pengembangan CBDC masuk ke dalam arah kebijakan sistem pembayaran bank sentral. Seperti diketahui, untuk mengembangkan rupiah digital, Bank Indonesia telah meluncurkan projec Garuda.

"Kapan itu [rupiah digital] kemudian akan diterapkan? Ini yang kami lakukan yaitu eksperimentasi," ujarnya dalam acara Talkshow Industry Financial F5 bertajuk “Menavigasi Keamanan Sistem Pembayaran Nasional Di Era Digital” pada Rabu (6/12/2023).

Ia mengatakan BI mengembangkan rupiah digital seiring dengan berkembangnya ekosistem keuangan digital di dunia. "Tokenisasi [dengan teknologi kripto] jadi isu yang terus dibahas. Dulu uang berdiri sendiri, sekarang dengan virtualisasi, kripto, ini kemudian membawa arah bagaimana menggabungkan antara uang dan usecase dengan smart contract agar memberikan impact yang baik," kata Agung. 

Sementara, pengembangan CBDC pun semakin bergeliat dijalankan bank-bank sentral di dunia. "Pembelajaran kami, lebih dari 86% central bank eksplorasi [CBDC]. Tidak hanya untuk ritel tapi wholesale," kata Agung.

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta mengatakan rupiah digital terus dikaji, termasuk dari sisi risiko. “Kami assess itu semuanya, masukan-masukan juga kita perhatikan,” katanya kepada wartawan di Kompleks Parlemen, pada bulan lalu (15/11/2023).

Filianingsih mengatakan BI telah menerbitkan consultative paper dan telah menerima berbagai masukan dari stakeholder terkait pengembangan CBDC atau yang disebut dengan rupiah digital.

Consultative paper menjelaskan desain pengembangan rupiah digital tahap immediate state, yaitu wholesale rupiah digital cash ledger, yang meliputi pengenalan teknologi dan fungsi dasar, seperti penerbitan, pemusnahan, dan transfer dana. 

Dampak dari penerbitan rupiah digital pada sistem pembayaran, stabilitas keuangan, dan moneter juga dibahas di dalam consultative paper tersebut.

Meski begitu, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dalam Central Bank Digital Currency Virtual Handbook menyoroti beberapa dampak dari pengembangan CBDC. Perubahan lingkungan makro ekonomi yang disebabkan oleh CBDC diperkirakan bisa memperkuat saluran transmisi kebijakan moneter jika CBDC dirancang dengan tepat.

IMF menyatakan pada tingkat kepemilikan CBDC yang moderat, efek terhadap transmisi kebijakan moneter diperkirakan relatif kecil pada masa normal. Namun, efek tersebut dapat menjadi lebih signifikan dalam lingkungan dengan suku bunga rendah atau tekanan pasar keuangan dimana nilai CBDC meningkat.

Dampak lainnya, karena CBDC lebih aman dan efisien, maka ada potensi terjadi persaingan dana atau deposito di perbankan. Besarnya dampak ini akan tergantung pada sejauh mana CBDC bisa menjadi substitusi yang menarik dibandingkan deposito. 

Dengan kondisi ini, perbankan akan menaikkan suku bunga deposito dan cost of fund perbankan menjadi naik. Akibatnya, keuntungan bank akan menurun sampai pada tingkat dimana biaya yang lebih tinggi tidak dapat sepenuhnya dialihkan ke tingkat suku bunga pinjaman yang lebih tinggi. Pembatasan kepemilikan individu menurut IMF akan membatasi peralihan dari deposito ke CBDC.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper