Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! 30 Juta Usaha Ultra Mikro Belum Dapat Akses Layanan Perbankan

Padahal jumlah usaha mikro yang mencapai 98,7 persen dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Sektor ini berkontribusi terhadap penyerapan 109,84 juta tenaga kerja atau 89,04 persen dari total tenaga kerja.
Pekerja membuat tas berbahan kain di tempat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu (31/7/2021). /Antara Foto-Siswowidodo
Pekerja membuat tas berbahan kain di tempat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu (31/7/2021). /Antara Foto-Siswowidodo

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI melalui BRI Research Institute mengungkapkan ada 45 juta pelaku usaha ultra mikro di Indonesia. Namun, 30 juta di antaranya belum tersentuh oleh layanan keuangan formal.

Padahal jumlah usaha mikro yang mencapai 98,7 persen dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Sektor ini berkontribusi terhadap penyerapan 109,84 juta tenaga kerja atau 89,04 persen dari total tenaga kerja.

Sektor tersebut juga menyumbang 37,35 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada 2019. Oleh karena itu, potensi UMKM khususnya segmen usaha mikro dan ultra mikro masih perlu ditingkatkan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan penyaluran kredit terhadap sektor ultra mikro ini diharapkan dapat mengakselerasi pelaku usaha untuk naik kelas. Kucuran modal dari Holding Ultra Mikro juga dinilai mampu mendukung stimulus yang sudah digulirkan oleh pemerintah.

“Bantuan tunai yang telah kami berikan bisa tersalurkan ke sektor ultra mikro. Bantuan-bantuan ini kami berikan, sehingga tentu kalau dilanjutkan ke kredit ultra mikro, sehingga kebutuhan layanan keuangan sektor ultra mikro bisa terpenuhi,” ujarnya, Kamis (10/2/2022).

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa misi besar dalam membawa sektor ultra mikro naik kelas perlu diperkuat dengan sistem yang terintegrasi dan tata kelola data secara cakap.

Pemberdayaan ultra mikro melalui pembiayaan juga berpotensi meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Langkah ini sesuai dengan target Kementerian Keuangan yang membidik pembiayaan ke 29 juta usaha ultra mikro pada 2024.

“Jadi, niat baik dan tujuan mulia harus disiapkan dengan sistem yang andal dan data terintegrasi sehingga dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Bila integrasinya makin baik, bisa reach pelaku ultra mikro yang unbankable,” tutur Menkeu.

Dia mempercayakan Holding Ultra Mikro yang terbentuk sejak 13 September 2021 dapat mengangkat potensi sektor ultra mikro. Seiring dengan efisiensi yang tercipta berkat konsolidasi Holding Ultra Mikro, sebagaimana tampak dari penurunan Cost of Fund (CoF) BRI Group.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menekankan pentingnya integrasi data sebagai faktor kunci untuk memastikan analisa kredit hingga sosial lebih tepat sasaran. Tak cuma kredit, BRI Group juga diminta memberikan pemberdayaan guna memastikan pelaku usaha sustainable.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama BRI Sunarso menyatakan kesiapan aspek integrasi data dan sistem Holding Ultra Mikro telah memadai. Kesiapan itu bersanding dengan aspek likuiditas dan permodalan yang kuat untuk melakukan ekspansi ke sektor ultra mikro.

Menurutnya, di tengah situasi yang tidak mudah, perseroan telah membentuk Holding Ultra Mikro melalui rights issue dan mampu menyerap dana hingga Rp95,9 triliun. Raihan itu lantas membuat likuiditas dan permodalan BRI semakin kuat.

“Ke depan, BRI punya kemampuan untuk tumbuh secara agresif dengan ekosistem yang telah terintegrasi,” ujar Sunarso.

Sunarso menargetkan ada 5 juta nasabah ultra mikro baru yang dilayani Holding tersebut pada tahun ini. Per Desember 2021, total nasabah Holding Ultra Mikro telah mencapai 25,2 juta. Dalam jangka panjang, ditargetkan 45 juta pelaku usaha ultra mikro menjadi nasabah pada 2024.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper