Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Obligasi Multifinance Akhirnya Ramai Lagi, APPI: Investor Sudah Menanti

Ramainya para pemain yang memanfaatkan momentum awal tahun untuk menerbitkan obligasi merupakan indikator optimisme terhadap kondisi bisnis dan perekonomian nasional setahun ke depan.
Karyawan beraktivitas di kantor Adira Finance di Jakarta. Bisnis/Endang Muchtar
Karyawan beraktivitas di kantor Adira Finance di Jakarta. Bisnis/Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi industri pembiayaan (multifinance/leasing) menanggapi positif adanya fenomena beberapa pemain yang berencana mulai kembali meramaikan penerbitan surat utang nasional. 

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menjelaskan ramainya para pemain yang memanfaatkan momentum awal tahun untuk menerbitkan obligasi merupakan indikator optimisme terhadap kondisi bisnis dan perekonomian nasional setahun ke depan. 

"Bagaimana pun, salah satu cara kami mendapat cost of fund yang bagus, ya, melakukan kombinasi [antara pinjaman bank dengan penerbitan surat utang]. Investor bond-holders sendiri saya lihat sudah menunggu-nunggu. Jadi ada instrumen yang lebih beragam, karena bosan juga, ya, kalau cuma ke deposito dan surat utang negara saja," ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (15/3/2022). 

Adapun, sebagai industri yang selalu menjadi langganan penyumbang penerbitan surat utang korporasi terbesar, Suwandi percaya bahwa kepercayaan investor terhadap prospek bisnis industri pembiayaan pun masih tinggi di tengah berbagai kondisi ekonomi yang menantang. 

Entitas multifinance yang sudah mampu menerbitkan obligasi biasanya memiliki rekam jejak dan kemampuan bayar, serta bisa membuktikan bagaimana kemampuan mereka menjalankan bisnisnya selama periode 2021 lalu. 

"Leasing penerbit obligasi banyak yang bagus dan jadi incaran [investor]. Tapi sentimen utamanya juga karena sekarang ini sudah menuju endemi. Kelihatan bahwa usaha dan bisnis aktivitasnya kembali lancar, jalan-jalan mulai ramai, persentase vaksinasi pun sudah tinggi. Jadi wajar kalau lebih optimis," tambahnya. 

Sekadar informasi, penerbitan surat utang multifinance dua tahun belakangan terbilang sepi karena prospek penyaluran pembiayaan yang terbatas akibat pandemi, serta strategi sebagian besar pemain untuk lebih mengutamakan pinjaman bank dan kas internal. 

Adapun, berdasarkan data penerbitan surat utang korporasi nasional sepanjang 2021, industri multifinance masih menjadi penyumbang terbesar dengan nilai Rp21,04 triliun. Terbagi dalam obligasi Rp19,86 triliun, MTN Rp630 miliar, dan sukuk Rp550 miliar.

Sebagai perbandingan, penerbitan surat utang multifinance pada 2020 hanya Rp14,35 triliun, terbagi obligasi Rp13,16 triliun, MTN Rp493,3 miliar, dan sukuk Rp700 miliar. Nilainya jauh menurun dibandingkan tren penerbitan sepanjang 2019 alias sebelum pandemi, yang ketika itu menembus Rp26,42 triliun. 

Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan (Fi Ratings) PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Danan Dito menjelaskan alasan kenapa tren emisi obligasi industri multifinance di tahun ini berpotensi besar kembali meningkat. 

"Selain seiring tren perbaikan ekonomi, kalau kita bicara multifinance sumber pendanaan dari perbankan dan pasar modal itu memang butuh mixed. Bank itu prosesnya cepat, tapi tenornya cenderung pendek. Jadi kalau bisa merealisasikan surat utang yang punya tenor 3, 5, sampai 7 tahun, ini akan memberikan kestabilan pendanaan jangka panjang, sehingga memberikan ruang lebih untuk ekspansi," jelasnya dalam diskusi bersama media beberapa waktu lalu. 

Berdasarkan catatan Bisnis, beberapa multifinance yang mengambil momentum kuartal I/2022 untuk menerbitkan obligasi, antara lain Adira Finance, FIFGroup, Astra Sedaya Finance, Mandiri Tunas Finance, Indomobil Finance, Maybank Finance, dan Bussan Auto Finance. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper