Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Restrukturisasi Kredit Segera Usai, Bank Mandiri (BMRI) Siapkan Strategi Khusus

Sampai dengan Maret 2022, portofolio restrukturisasi kredit Covid-19 Bank Mandiri telah mencapai Rp67,7 triliun atau hanya sekitar 8 persen dari total kredit secara bank only.
Pegawai beraktivitas di salah satu cabang digital Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (23/12/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Pegawai beraktivitas di salah satu cabang digital Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (23/12/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menyiapkan strategi khusus guna menghadapi berakhirnya masa restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 pada Maret 2023.

Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan perseroan telah memiliki strategi khusus dalam mengelola portofolio kredit restrukturisasi, jika stimulus tersebut tidak kembali diperpanjang dan berakhir pada tahun depan.

Langkah pertama yang dilakukan perseroan adalah menerapkan early warning signal dan memantau kondisi debitur secara ketat dan berkala. Langkah ini guna mengantisipasi penurunan kualitas kredit dan penentuan rencana aksi yang cocok pada debitur dengan potensi bermasalah.

“Bank juga telah melakukan stress test secara berkala terhadap potensi penurunan kualitas kredit restrukturisasi dan pengaruhnya terhadap kondisi likuiditas dan permodalan Bank Mandiri, serta kemungkinan apabila ada kebutuhan tambahan pencadangan untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas kredit restrukturisasi,” ujarnya, baru-baru ini.

Bank Mandiri, lanjutnya, juga terus mengoptimalisasi peran tim manajemen aset khusus dalam melakukan restrukturisasi secara komprehensif, terutama untuk debitur korporasi dan komersial. Perseroan juga berupaya melakukan recovery pada debitur yang mungkin bakal bermasalah setelah masa relaksasi berakhir.

Sebagaimana diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memperpanjang masa kebijakan relaksasi restrukturisasi kredit perbankan dari Maret 2022 menjadi Maret 2023. Hal ini dilakukan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi.

Sampai dengan Maret 2022, portofolio restrukturisasi kredit Covid-19 Bank Mandiri telah mencapai Rp67,7 triliun atau hanya sekitar 8 persen dari total kredit secara bank only. Angka ini turun jauh dari posisi Juni 2021, yang saat itu mencapai Rp96,5 triliun.

Siddik mengatakan dari segi kualitas aset, hanya 2,45 persen dari total portofolio kredit restrukturisasi yang jatuh menjadi non-performing loan (NPL) per Maret 2022.

Dia menambahkan bahwa sampai dengan 2023 tren penurunan restrukturisasi kredit diperkirakan bakal terus berlanjut seiring membaiknya kondisi makro ekonomi, serta proses debitur yang sudah selesai program restrukturisasi.

Untuk menghadapi potensi pemburukan kualitas kredit selama masa relaksasi, Bank Mandiri telah menyiapkan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sesuai dengan potensi profil risiko debitur restrukturisasi.

“Jadi, setiap debitur Covid-19 kami klasifikasikan apakah itu high risk account, medium risk account, atau low risk account, dan jumlah pencadangan tergantung kepada segmentasi tersebut,” kata Siddik.

Sementara itu, berdasarkan OJK hingga Februari 2022, outstanding restrukturisasi mencapai Rp638,22 triliun atau telah berkurang Rp192 triliun dibandingkan dengan Desember 2020. Jumlah debitur restrukturisasi mencapai 3,7 juta per Februari 2022.

Penurunan restukturisasi berasal dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang turun Rp6,61 triliun dari Rp251,39 triliun per Januari 2022 menjadi Rp244,78 triliun pada Februari. Jumlah debitur juga turun menjadi 2,84 juta dari 2,96 juta debitur.

Untuk segmen non-UMKM, nilai restrukturisasi kredit perbankan pada Februari 2022 mencapai Rp393,4 triliun atau turun Rp9,32 triliun secara bulanan. Jumlah debitur non-UMKM turut mengalami penurunan dari 910.269 debitur menjadi 857.000.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper