Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank digital menunjukkan geliat kinerja yang menjanjikan. Hal ini tergambar dari pertumbuhan penyaluran kredit sepanjang Januari hingga Mei 2022.
PT Bank Jago Tbk. (ARTO), PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI), dan PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) tercatat semakin masif dalam menyalurkan kredit.
Dikutip dari laporan keuangan bulanan masing-masing bank, Rabu (6/7/2022). Bank Jago membukukan penyaluran kredit senilai Rp4,76 triliun sepanjang lima bulan pertama 2022. Melesat 229 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp1,44 triliun.
Sementara itu, bank besutan Chairul Tanjung, Allo Bank, melaporkan pertumbuhan kredit sebesar 397,56 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp4,82 triliun. Kontras dengan realisasi pada tahun lalu, yakni Rp970,96 miliar.
Adapun, Bank Neo Commerce tercatat membukukan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 56,12 persen yoy menjadi Rp5,99 triliun. Secara persentase, capaian ini tidak sekinclong ARTO ataupun BBHI, sebab kredit Bank Neo berangkat dari basis yang cukup tinggi, yakni Rp3,8 triliun.
Di sisi lain, jika menilik kinerja perseroan per Maret 2022, ketiga bank tersebut terlihat mampu meningkatkan profitabilitas yang tercermin dari margin bunga bersih atau net interest income (NIM).
Baca Juga
Bank Jago sepanjang kuartal pertama 2022 mampu menjaga NIM di level 11,08 persen. Meningkat 336 basis poin (bps) dari periode yang sama tahun lalu, yakni 7,72 persen. Adapun Allo Bank mencatatkan NIM di posisi 3,95 persen, naik dari tahun lalu sebesar 2,99 persen.
Pertumbuhan serupa juga ditunjukkan oleh Bank Neo Commerce. Sampai dengan Maret 2022, bank yang dikendalikan oleh Akulaku ini membukukan peningkatan NIM sebesar 268 bps atau dari 5,04 persen tahun lalu menuju level 7,72 persen.
Melihat kinerja tersebut, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengatakan bank digital masih prospektif, meski situasi saat ini dibayangi oleh volatilitas yang tinggi.
“Sejauh ini digital masih menjadi salah satu kunci untuk mengedepankan transaksi perbankan. Oleh sebab itu kami melihat, peluang masih terbuka dan yang terpenting pilih bank digital yang sudah memiliki ekosistem,” pungkasnya kepada Bisnis, Rabu (6/7/2022).
Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira sempat menyatakan bahwa bank digital yang akan memenangkan pasar adalah bank yang memiliki integrasi ekosistem. Pasalnya, hal ini dapat membuka peluang kolaborasi dari berbagai pihak.
Bank Jago seperti yang diketahui memiliki integrasi ekosistem dengan perusahaan ride hailing, Gojek dan mitra lainnya. Sementara itu, Allo Bank memiliki ekosistem jaringan ritel Transmart hingga e-commerce, sementara Bank Neo mempunyai ekosistem di sektor fintech.
“Eranya memang cross platform, jadi tidak perlu buka aplikasi bank digital untuk pengajuan pinjaman tapi cukup di platform yang sudah eksisting,” ujar Bhima.